BALI, KabarSDGs – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, bencana akibat perubahan iklim merupakan ancaman nyata.
Pemerintah harus mentiapkan antisipasi untuk pengurangan risiko bencana. Hal tersebut disampaikan Menteri Basuki di hadapan delegasi negara yang hadir di Forum Global Platform On Disaster Risk Reduction (GPDRR) 2022 di Bali, Kamis (26/5).
Dia memcomtohkan, donesia baru saja terkena dampak perubahan iklim di Semarang, Jawa Tengah yakni banjir rob. Parapet yang dibangun berdasarkan data terakhir banjir rob setinggi sekitar 1,8 meter di atas muka laut.
“Banjir rob tidak terhindarkan walau sudah kita bangun parapet 2 meter. Fenomena perubahan iklim air pasang melebihi tinggi 2,1 meter,” ujar Menteri Basuki.
Menteri Basuki dalam sambutannya mengatakan, lewat forum diskusi dengan tema “Water-Related Disaster Risk Reduction Under COVID-19 Pandemic And Changing Climate”, diharapkan dapat memberikan hasil untuk langkah antisipasi pengurangan risiko bencana.
Sekretariat HELP (The High-level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters), kata dia, telah mempersiapkan topik-topik penting yang berkaitan dengan air dan bencana, pemerintahan, ilmu pengetahuan dan teknologi.
“Saya sangat percaya, lewat diskusi akan menghasilkan solusi untuk mengatasi bencana terkait air dan upaya mengurangi dampaknya,” ujar Menteri Basuki.
Selanjutnya Menteri Basuki mengatakan, dalam KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada Oktober 2022 mendatang, Indonesia juga akan mengadakan sesi pertemuan khusus HELP dengan topik pertemuan yang ditentukan dari hasil pertemuan hari ini.
Dalam kesempatan ini, ujarnya, dia juga mengundang semua peserta untuk hadir kembali ke Bali, Indonesia dalam World Water Forum tahun 2024.
“Terima kasih atas dukungannya kepada Indonesia sehingga terpilih menjadi tuan rumah dalam pertemuan tertinggi di sektor air,” kata Menteri Basuki.
Ketua HELP Han Seung-soo yang juga mantan Perdana Menteri Korea Selatan dalam sambutannya secara virtual mengatakan, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berperan sangat penting dalam penanganaan pengelolaan air terkait pengurangan risiko bencana.
Salah satunya adalah berfokus dalam melakukan observasi, modeling, dan integrasi data sebagai langkah akselerasi kebijakan Open Science.
“Diperlukan juga kerja sama antar disiplin ilmu dan berbagai sektor di level yang berbeda,” kata Han Seung-soo.
Di sela-sela acara, Menteri Basuki juga mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Peralatan dan Perumahan Republik Tunisia Sara Zafrani Zenzeri. Dalam pertemuan tersebut dilakukan penjajakan kemungkinan kerja sama kedua negara di bidang pembangunan infrastruktur.
Discussion about this post