JAKARTA, KabarSDGs — Sedikitnya 1.690 KK atau 690 rumah, 20 unit fasilitas umum dan 203 hektare perkebunan di tujuh kecamatan di Kabupaten Kutai Timur, Provinsi Kalimantan Timur terendam banjir selama dua minggu sejak Rabu (12/5/2021) hingga Jumat (21/5/2021) .
Ketujuh kecamatan yang terdampak banjir tersebut meliputi Kecamatan Muara Bangkal, Kecamatan Batu Ampar, Kecamatan Muara Ancalong, Kecamatan Long Masengat, Kecamatan Telen, Kecamatan Muara Wahau dan Kecamatan Kombeng.
“Aktivitas masyarakat lumpuh karena masyarakat tidak bisa mengakses jalan. Karenanya, kami berusaha mengevaluasi masyarakaat ke tempat aman,” jelas tim Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kutai Timur, Sukasno Haryanto dalam keterangan yang diterima, Jumat (21/5/2021).
Dia menyebut BPBD Kabupaten Kutai Timur hingga saat ini terus melakukan pendataan bersama beberapa pihak pemerintah kecamatan, lintas instansi terkait dibantu TNI dan Polri.
Di samping itu, kata Sukarso, BPBD Kabupaten Kutai Timur bersama beberapa dunia usaha juga telah menyalurkan bantuan logistik, seperti yang telah dilakukan di Desa Melan, Desa Sumber Sari dan Desa Mukti Utama di Keamatan Long Masengat.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati mengatakan, Berdasarkan laporan hingga Kamis (20/5/2021) pukul 21.00 WIB, belum ada laporan mengenai korban jiwa dan dampak kerugian masih dalam pendataan lebih lanjut.
Sementara itu, menurut kajian risiko yang dipantau melalui InaRisk.bnpb.go.id, wilayah Kabupaten Kutai Timur memiliki indeks risiko bencana banjir dengan kategori sedang-tinggi.
Adapun cakupan wilayah potensi risiko banjir tersebut menurut data InaRisk mencapai 18 kecamatan atau seluas 170.423 hektare.
Raditya mengatakan, melihat data indeks risiko bencana dari InaRisk, maka BNPB mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah baik tingkat Gubernur hingga RT dan RW serta masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor.
Dia berharap masyarakat secara mandiri juga dapat mengakses informasi peringatan dini dan indeks kajian risiko hingga tingkat kecamatan melalui inarisk.bnpb.go.id.
Discussion about this post