JAKARTA, KabarSDGs — Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah secara resmi terpilih sebagai Chair of ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) atau Ketua Menteri-menteri Ketenagakerjaan se-ASEAN untuk jabatan periode 2020-2022.
Menaker Ida langsung memimpin pertemuan tingkat Menaker se-ASEAN tersebut usai serah terima jabatan dari Tuan Haji Awang (Malaysia) selaku Ketua periode 2018-2020 melalui hybrid virtual meeting, di Jakarta, Rabu (28/10/2020).
“Tahun ini giliran Menaker Indonesia menjadi ketua forum kerja sama ASEAN bidang ketenagakerjaan periode 2020-2022, ” kata Menaker Ida.
Menaker Ida menjelaskan, ALMM merupakan pertemuan tingkat Menteri ASEAN bidang ketenagakerjaan yang digelar setiap dua tahun sekali dan dihadiri oleh sepuluh negara anggota ASEAN. Selain itu, dilakukan pertemuan ALMM+3 yang diikuti 10 Menaker negara ASEAN dan tiga negara mitra ASEAN yaitu Jepang, Republik Korea dan Republik Rakyat Tiongkok.
“ALMM — forum diskusi, tukar informasi dan pengalaman/praktek terbaik tentang dampak transformasi digital terhadap pasar kerja dan jenis pendidikan vokasi yang dibutuhkan. Termasuk juga membahas hubungan kerja, dialog sosial dan jaminan sosial bagi pekerja di era ekonomi digital,” katanya.
Menaker Ida mengatakan, Indonesia selaku Ketua ASEAN bidang ketenagakerjaan periode 2020-2022 mengusung tema mempromosikan pekerja ASEAN untuk daya saing, ketahanan, dan ketangkasan dalam menghadapi pekerjaan masa depan.
Tiga Inisiatif Menaker Se-ASEAN
Menaker Ida Usulkan 3 Inisiatif Kerja Sama Menaker Se-ASEAN
Dalam forum The 26th ASEAN Labour Ministers Meeting (ALMM) atau Pertemuan Tingkat Menteri Ketenagakerjaan Se-ASEAN ke26, Indonesia mengusulkan tiga inisiatif kerja sama bidang ketenagakerjaan.
Hal ini diungkapkan Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, saat memimpin ALMM yang berlangsung dari 26-28 Oktober 2020.
Ketiga inisiatif tersebut adalah pertama, mengadopsi deklarasi ASEAN tentang peningkatan pekerja ASEAN untuk daya saing, ketahanan, dan ketangkasan menghadapi pekerjaan masa depan; kedua, mendorong kerja sama antara negara anggota ASEAN, mitra ASEAN, mitra sosial, dan organisasi internasional, untuk mendukung upaya-upaya dalam mencapai tujuan dari Deklarasi ASEAN tersebut.
“Ketiga, menghasilkan langkah-langkah progresif dan milestone dalam mewujudkan daya saing, ketahanan, dan ketangkasan pekerja ASEAN dalam menghadapi pekerjaan masa depan,” kata Menaker Ida.
Menaker Ida menegaskan, beberapa hal yang akan menjadi perhatian Indonesia selaku Ketua ASEAN bidang ketenagakerjaan yakni mempercepat akses keterampilan vokasi bagi tenaga kerjanya, khususnya dalam penguasaan teknologi.
“Sehingga, mereka dapat mengisi lapangan pekerjaan yang tersedia di era ekonomi digital dan dapat bertahan di situasi krisis akibat pandemi Covid-19 ini,” jelas Menaker Ida.
Selanjutnya, pelaksanaan program 3S (Skilling, Reskilling, dan Upskilling) yang telah diluncurkan oleh Kemnaker di bidang pelatihan kerja melalui Balai-Balai Pelatihan Kerja (BLK) yang ada, dengan melibatkan pihak industri dan pemangku kepentingan lainnya.
Beberapa tantangan dan isu di era ekonomi digital, seperti mengenai bentuk dan hubungan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, jaminan sosial, termasuk masih minimnya orientasi kewirausahaan pada angkatan kerja di Kawasan ASEAN dibahas dan didiskusikan dalam forum ini.
“Kami berharap kerja sama ASEAN bidang ketenagakerjaan ini dapat mendorong dan memberikan kemajuan yang signifikan menuju pencapaian, inisiatif baru di sektor ketenagakerjaan, seperti hubungan industrial, pengembangan keterampilan, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan pengawasan ketenagakerjaan,” ujarnya.
Discussion about this post