Lombok, Kabar SDGs – Keseimbangan ekosistem laut menjadi aspek krusial dalam memastikan keberlangsungan lingkungan serta industri pariwisata bahari di Indonesia. Salah satu lokasi yang mendapat perhatian ialah Gili Matra, yang terletak di Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Dikenal karena pesona keindahan bawah lautnya, Gili Matra dipenuhi oleh flora air yang menakjubkan dan juga merupakan habitat bagi beragam fauna yang dilindungi, termasuk penyu, pada hari Selasa, 1 April 2025.
Sayangnya, masih terdapat masyarakat yang menjadikan kawasan Gili Matra sebagai lokasi yang melakukan praktik penangkapan ikan yang merusak lingkungan atau Destructive Fishing. Dari keprihatinan inilah, Kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) Gili Matra terbentuk dan menjadi frontliner dalam melindungi serta melestarikan ekosistem yang ada di Gili Matra.
Didirikan pada tahun 2021, kelompok ini telah memberikan banyak kontribusi dalam mempertahankan sumber daya alam, terutama di sektor kelautan dan perikanan dari segala bentuk ancaman di perairan Gili Matra. Dengan anggota yang terdiri dari beragam latar belakang, termasuk nelayan, pengusaha kecil, dan pelaku bisnis, POKMASWAS Gili Matra berkomitmen untuk memastikan bahwa praktik perikanan dilakukan secara berkelanjutan dan tidak merusak ekosistem di kawasan tersebut.
Usaha menjaga keberlangsungan kawasan konservasi Gili Matra tidak hanya bergantung pada komunitas setempat, tetapi juga hasil dari kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk BRI. Melalui program BRI Menanam – Grow & Green, BRI berperan dalam melindungi ekosistem laut sekaligus memberdayakan komunitas lokal. Inisiatif ini tidak hanya berfokus pada pelestarian lingkungan, tetapi juga pada peningkatan kemampuan masyarakat, khususnya yang terlibat dalam industri pariwisata bahari.
Menurut Hasanuddin, Wakil Ketua POKMASWAS Gili Matra, kerja sama dengan BRI dalam program BRI Menanam – Grow & Green dimulai dari pertemuan bersama BKKPN Kupang Satker Kawasan Konservasi Gili Matra, Yayasan Ekonomi Keanekaragaman Hayati Laut Indonesia (YEKHALI), dan sejumlah pihak lainnya. Pertemuan itu menghasilkan kesimpulan akan perlunya upaya pemulihan ekosistem laut, khususnya dalam rehabilitasi terumbu karang serta padang lamun di Gili Matra.
Dalam pelaksanaan program ini, BRI melaksanakan beragam tindakan restorasi ekosistem laut di tiga lokasi utama Gili Matra, yaitu Gili Trawangan, Gili Air, dan Gili Meno. Salah satu inisiatif utama adalah pemindahan 1.500 karang menggunakan 100 unit reef star di lahan seluas 1.000 m² di Gili Trawangan. Di samping itu, juga dilakukan pemindahan antara 2.500 hingga 3.000 tanaman lamun di area seluas 625 m² di Gili Air, demi menyokong ekosistem laut yang lebih bugar.
Selain itu, program ini juga mencakup kegiatan Underwater Clean Up, yaitu aktivitas pembersihan dasar laut untuk menjaga kebersihan perairan. Melalui kegiatan ini, diharapkan ekosistem laut tetap terpelihara dan menjadi tempat yang aman bagi kehidupan laut untuk berkembang. “Ada pula beragam kegiatan lain yang ditujukan untuk kelompok masyarakat yang berfokus pada wisata bahari, termasuk Sertifikasi Eco-Diver & Trainer Diver untuk 10 anggota kelompok, sebagai upaya mendukung ekowisata berkelanjutan. Selain itu, kami menyediakan pelatihan bagi pemandu snorkeling untuk meningkatkan layanan wisata bahari, serta memberikan fasilitas penunjang wisata bawah laut, guna memperkuat sektor pariwisata berkelanjutan di Gili Matra,” kata Hasanuddin.
Lebih lanjut, Hasanuddin mengungkapkan bahwa ia merasakan keuntungan dari program BRI Menanam – Grow & Green, seperti meningkatnya jumlah ikan yang menjadi target penangkapan nelayan, kondisi terumbu karang yang lebih sehat, serta meningkatnya daya tarik wisatawan untuk terus mengunjungi Gili Matra. “Merupakan sebuah kepuasan untuk melihat secara langsung kepedulian masyarakat yang terlibat dalam upaya pemulihan ekosistem laut melalui program BRI Menanam Grow & Green. Kami berharap program ini dapat berlanjut di Gili Matra, dengan tetap mengedepankan nilai-nilai tanggung jawab atas apa yang telah dilakukan,” ujarnya.
Di kesempatan terpisah, Agustya Hendy Bernadi, Corporate Secretary BRI, menambahkan bahwa inisiatif BRI Menanam Grow & Green di Gili Matra merupakan bukti nyata dari komitmen BRI dalam melestarikan ekosistem laut yang berkelanjutan. Diharapkan program ini dapat turut meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. “Kami berkomitmen untuk menjaga ekosistem laut sebagai bagian dari aksi nyata BRI dalam memitigasi perubahan iklim. Kami berharap bahwa kegiatan transplantasi karang yang saat ini sedang berlangsung dapat memberikan manfaat pada keberlanjutan dan kelestarian alam, terutama ekosistem laut di Gili Matra. Semoga program ini juga dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar,” jelasnya.
Sebagai informasi, Program BRI Menanam Grow & Green di Gili Matra adalah bagian dari Program “Grow & Green Coral Reef,” yang berfokus pada aktivitas pemindahan karang dan tanaman lamun sebagai upaya untuk menjaga ekosistem serta keanekaragaman hayati laut. Sejak dimulai pada tahun 2022, program ini telah berhasil melakukan transplantasi sebanyak 3.930 fragmen karang di atas area seluas 2.458 meter persegi, serta melakukan transplantasi 2.500 hingga 3.000 tanaman lamun di area seluas 625 meter persegi.












Discussion about this post