Kepulauan Bangka Belitung, Kabar SDGs – Pengelola geosite di Geopark Belitong menghadapi kesulitan seperti anggaran yang terbatas dan kunjungan wisatawan yang sedikit setelah pandemi.
Untuk mengatasi hal ini, Sekretaris Badan Pengelola Geopark Belitong, Annyta, menyatakan bahwa CSR dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata dan pengelolaan geosite dengan lebih efektif (30/10). Annyta menyebut bahwa Pj Bupati mengatakan ada kesempatan untuk menggunakan CSR dalam pengembangan pariwisata. Dia menekankan bahwa CSR bisa menjadi solusi bagi Geopark Belitong, dan penggunaannya harus disesuaikan dengan prioritas pengembangan yang ada.
“Di tengah anggaran yang terbatas, Pak Pj Bupati telah menyampaikan adanya peluang CSR yang dapat diarahkan untuk pengembangan pariwisata,” ujar Annyta, usai pertemuan antara pengelola geosite dan Pj Bupati Belitung Mikron Antariksa di rumah dinas bupati, Rabu (30/10/2024).
Selain itu, perlu juga untuk diperhatikan kondisi geosite-geosite yang ada saat ini. Annyta menjelaskan bahwa pengelolaan geosite di Geopark Belitong dilakukan oleh komunitas lokal, seperti Hutan Kemasyarakatan (Hkm), Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD), dan komunitas lainnya. Keterlibatan masyarakat sangat penting untuk menjaga keberlanjutan dan kestabilan pengelolaan geosite.
Pengelolaan geosite juga menghadapi tantangan SDM karena anggota pengelola yang semakin berkurang keaktifannya. Diduga, ini terjadi karena jumlah turis menurun dan mengakibatkan kurangnya manfaat ekonomi dari kunjungan ke geosite yang juga tempat wisata.
Annyta menyatakan bahwa dampak pandemi masih terasa pada tahun 2020, terutama karena penerbangan belum sepenuhnya normal. Akibatnya, wisatawan yang datang ke Belitung berkurang ke berbagai geosite, dan komunitas pengelola mengalami penurunan.
“Kami ingin bersatu kembali dengan kawan-kawan pengelola geosite untuk menjadikan Belitung sebagai destinasi wisata terkenal di seluruh dunia,” kata Annyta.
Dia menekankan pentingnya introspeksi setelah Geopark Belitong mendapat “kartu kuning” dari konsil asesor UNESCO Global Geopark.
Meskipun status kartu kuning Geopark Belitong masih belum resmi, namun catatan sidang konsil menjadi perhatian untuk melakukan perbaikan.
“Meskipun sidang konsil menentukan catatan, kita selalu melakukan introspeksi terlebih dahulu.” paparnya.
Annyta mengatakan bahwa ada beberapa catatan dari dewan konsil yang perlu diperhatikan. Kita harus memperbaikinya terlebih dahulu dan bergerak maju tanpa diam. Setelah pertemuan dengan Pj Bupati Mikron, pengelola geosite dan perwakilan Badan Pengelola Geopark Belitong menyatakan bahwa mereka “reborn” atau lahir kembali. Istilah ini mencerminkan harapan dan semangat untuk bangkit dari situasi sulit.
“Dengan semangat kebersamaan, kita yakin bahwa cita-cita ini bisa tercapai meskipun dalam kondisi yang penuh tantangan,” kata dia.
Discussion about this post