Bandar Lampung, Kabar SDGs – Politeknik Negeri Lampung (Polinela) tengah melakukan penelitian penting untuk mengembangkan varietas melon oriental (Cucumis melo L. var. makuwa) yang mampu bertahan di lahan salin. Melon yang dikenal dengan rasa manis dan kandungan vitamin C, kalium, serta antioksidan tinggi ini menjadi salah satu komoditas hortikultura bernilai ekonomi besar. Namun, produktivitasnya kerap menurun di daerah pesisir dengan kadar garam tinggi.
Indonesia sendiri memiliki lebih dari satu juta hektare lahan pertanian yang terdampak salinitas. Kondisi tersebut menjadi tantangan besar bagi sektor pertanian nasional karena berpotensi menurunkan hasil panen. Melalui penelitian ini, Polinela berupaya mencari solusi dengan mengembangkan varietas melon yang lebih adaptif terhadap kondisi ekstrem tersebut.
Penelitian dilakukan untuk menilai tingkat toleransi beberapa varietas melon oriental terhadap cekaman salinitas menggunakan metode Stress Susceptibility Index (SSI) dan analisis genetik berbasis PCR (Polymerase Chain Reaction). Peneliti menguji dua varietas unggulan Polinela, yakni Ougan Makuwauri (OM) dan Ginsen Makuwauri (GM), serta dua galur hibrida F1 MM0101 dan F1 MM0201.
Ketua Tim Peneliti, Ria Putri, S.P., M.Si., bersama tim yang terdiri dari Ir. Anung Wahyudi, S.P., M.Sc., Ph.D., Ir. Eka Erlinda Syuriani, S.P., M.P., Dr. Ir. Ratna Dewi, M.P., dan Ir. Onny Chirsna P. Pradana, S.P., M.Si., menjelaskan bahwa penelitian ini dilakukan di Greenhouse Seed Teaching Farm Polinela pada Juni hingga November 2025 dengan rancangan acak kelompok dua faktor, yaitu variasi genotipe dan konsentrasi NaCl (0 mM dan 55 mM).
Hasil sementara menunjukkan bahwa Ougan Makuwauri (OM) memiliki tingkat sensitivitas lebih tinggi terhadap salinitas, sedangkan Ginsen Makuwauri (GM) dan dua galur hibrida F1 MM0101 serta F1 MM0201 menunjukkan ketahanan moderat terhadap cekaman garam. Peneliti juga masih melakukan analisis genetik untuk mendeteksi gen CmLOX08, yang diduga berperan dalam mekanisme toleransi salinitas pada melon oriental, bekerja sama dengan Inti Delta Solutindo.
“Pendekatan berbasis PCR memungkinkan kami mendeteksi gen toleransi secara lebih cepat dan akurat, sekaligus mendukung efisiensi proses pemuliaan tanaman,” ujar Ketua Tim Peneliti.
Menurut Ria, penelitian ini menjadi langkah strategis untuk menghasilkan plasma nutfah unggul yang adaptif terhadap lahan marginal. Hasilnya diharapkan dapat dimanfaatkan oleh petani, khususnya di wilayah pesisir, guna meningkatkan produktivitas pertanian dan memperkuat ketahanan pangan nasional.
Selain mendukung sektor hortikultura, pengembangan varietas melon tahan salinitas juga berpotensi memperkuat industri benih nasional berbasis bioteknologi. Jika hasil riset ini berhasil, lahan-lahan yang selama ini tidak produktif karena kadar garam tinggi dapat dimanfaatkan kembali secara berkelanjutan.
Dengan inovasi berbasis sains dan teknologi ini, Polinela berharap dapat mendorong lahirnya generasi baru varietas unggul yang tidak hanya tahan terhadap cekaman lingkungan, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi pertanian Indonesia menuju sistem yang lebih adaptif dan berdaya saing.












Discussion about this post