Surabaya, Kabar SDGs – Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Surya Sembada Kota Surabaya bersiap memperluas penjualan air bersih ke wilayah Sidoarjo dan Gresik pada tahun 2026. Langkah ekspansi ini dilakukan setelah seluruh kawasan Surabaya dipastikan teraliri air bersih secara merata.
Ketua Komisi B DPRD Surabaya, Mohammad Faridz Afif, menjelaskan bahwa ekspansi tersebut menjadi hasil dari peningkatan kapasitas produksi dan rampungnya pembangunan jaringan pipa serta instalasi pengolahan air (IPAM) yang dijadwalkan selesai pada 2025.
“Kalau lihat peta, 2026 nanti Surabaya sudah tidak ada yang merah. Semua wilayah sudah teraliri air PDAM. Bahkan PDAM siap ekspansi ke Sidoarjo dan Gresik untuk menjual air,” kata Faridz, Senin (20/10/2025).
Ia menambahkan, setelah kebutuhan air bersih warga Surabaya terpenuhi, PDAM memiliki kapasitas lebih untuk menyalurkan air ke daerah sekitar.
“Pipanya sudah siap. Jadi air yang diproduksi Surabaya bisa disalurkan ke luar kota. Ini langkah maju, dari yang dulu kekurangan, sekarang sudah bisa berbagi,” ujarnya.
Menurut Faridz, ekspansi ini juga akan berdampak positif terhadap peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Surabaya melalui dividen yang disetorkan PDAM.
“Kalau air dijual ke luar daerah, otomatis ada tambahan pemasukan. Keuntungannya kembali untuk warga Surabaya,” tambahnya.
Ia menyebut, PDAM menargetkan setoran dividen tahun 2026 mencapai lebih dari Rp100 miliar dan berpotensi menembus Rp131 miliar. Meski diperkirakan terjadi penurunan sementara pada 2025, hal itu disebabkan oleh investasi besar yang digelontorkan untuk memperkuat jaringan dan kapasitas produksi.
“Penurunan ini hanya sementara karena 2025 PDAM banyak investasi. Tahun 2026–2027 diproyeksikan naik lagi,” jelasnya.
Faridz memastikan seluruh proyek besar PDAM akan rampung pada 2025, sehingga pada 2026 warga Surabaya sudah tidak lagi mengalami kesulitan mendapatkan air bersih.
“Semua proyek besar PDAM rampung di 2025, jadi 2026 tinggal menikmati hasilnya. Warga Surabaya sudah tidak ada yang kesulitan air bersih,” tegasnya.
Ia menilai langkah ekspansi PDAM ke luar daerah menjadi bukti kemandirian Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Surabaya dalam menjaga pelayanan sekaligus meningkatkan kinerja keuangan.
“Ini bukan sekadar jual air, tapi bukti PDAM sudah naik kelas. Mereka bisa melayani dengan baik sekaligus berkontribusi ke kas daerah,” ujarnya.
Faridz berharap BUMD lain seperti Yayasan Kas Pembangunan (YKP), PT KPS, dan PD Pasar Surya dapat mencontoh PDAM dalam meningkatkan efisiensi dan dividen bagi daerah.
“PDAM ini contoh bahwa pelayanan publik dan profit bisa berjalan seimbang. Ini model ideal BUMD masa depan,” pungkasnya.












Discussion about this post