Yogyakarta, Kabar SDGs – Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan, memastikan hak-hak mereka sebagai perempuan terpenuhi. Salah satu yang merasakannya adalah Suyatmi, seorang buruh gendong di Pasar Beringharjo.
Di kesempatan peringatan Hari Perempuan Internasional 2025, Suyatmi yang berusia 56 tahun hadir. Sebanyak 150 buruh gendong dari Pasar Beringharjo Yogyakarta turut serta. Suyatmi bersama rekan-rekan buruh gendong menerima pemeriksaan kesehatan gratis dan paket sembako.
Acara ini juga dihadiri oleh Maria Yohana Esti Wijayanti, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, serta Wawan Harmawan, Wakil Wali Kota Yogyakarta. Acara berlangsung pada hari Sabtu, 8 Maret, di Ruang Nusa Indah Lantai 3 Pasar Beringharjo.
Suyatmi menyatakan telah bekerja di pasar tradisional sejak tahun 1988. Dia mengungkapkan rasa terima kasihnya untuk perhatian pemerintah, terutama bagi buruh gendong di Pasar Beringharjo yang telah terselenggaranya acara tersebut. Menurutnya, kegiatan ini sangat membantu mereka dalam menjaga kesehatan.
Namun, Suyatmi juga mengeluhkan kondisi Pasar Beringharjo yang belakangan ini sepi pengunjung, yang menyebabkan penurunan pendapatan buruh gendong.
“Kondisi pasar yang sepi membuat kami kesulitan dalam mendapatkan penghasilan yang stabil. Setiap hari, kami tidak bisa memastikan apakah akan membawa pulang uang yang cukup untuk kebutuhan keluarga,” jelasnya.
Selain mengandalkan pelanggan setia, Suyatmi menerangkan bahwa para buruh gendong juga menawarkan jasa angkutan barang kepada pengunjung pasar. Namun, ketidakpastian jumlah pengunjung membuat pendapatan mereka sangat bergantung pada tingkat keramaian pasar.
“Jika ramai, kami bisa mendapatkan sekitar 50 ribu hingga 60 ribu rupiah setelah biaya pengangkutan. Tapi, tidak setiap hari ada pengunjung sebanyak itu,” tambahnya.
Dengan penuh rasa syukur, bantuan sembako dan layanan kesehatan gratis dinilai sangat bermanfaat bagi mereka.
“Kami merasa sangat bersyukur menerima bantuan ini. Terima kasih kepada Wakil Wali Kota dan semua pihak yang membantu kami. Semoga bantuan ini berguna dan membawa keberkahan bagi kita semua,” ujarnya dengan penuh rasa terima kasih.
Meskipun demikian, mereka berharap pemerintah bisa memberikan perhatian lebih dalam hal fasilitas yang mendukung pekerjaan mereka sebagai buruh informal.
“Kami berharap bisa ada fasilitas toilet gratis yang memadai di pasar, serta adanya pengakuan terhadap pekerjaan kami sebagai buruh informal. Itu akan sangat membantu kehidupan sehari-hari kami,” harapnya.
Di sisi lain, Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, memberikan dukungan terhadap pernyataan Wakil Ketua Komisi X DPR RI Maria Yohana Esti Wijayanti, yang menekankan pentingnya pemenuhan kesejahteraan dan hak-hak perempuan.
“Kami sangat mendukung inisiatif yang dilakukan hari ini. Pemberdayaan perempuan adalah sesuatu yang perlu kita perhatikan. Perempuan adalah fondasi dari semua hal. Saya ada di sini juga berkat perempuan, sehingga kesetaraan gender harus menjadi perhatian, dan kesejahteraan harus terus dilestarikan,” ujarnya.
Sejalan dengan hal itu, Wakil Ketua Komisi X DPR RI Maria Yohana Esti Wijayanti menyatakan bahwa kesempatan ini diharapkan dapat mendorong semua pemangku kepentingan di pemerintahan untuk lebih memperhatikan kaum wanita.
“Perempuan tidak seharusnya hanya dianggap sebagai objek dalam pembangunan, tetapi penting untuk menunjukkan bagaimana kebijakan di tingkat daerah dan pusat dapat memprioritaskan berbagai aspek pemberdayaan perempuan. Ini mencakup isu kesetaraan gender, pemenuhan hak kesehatan, serta dukungan bagi wanita. Dengan demikian, kita berharap agar perempuan dapat mencapai kemandirian ekonomi dengan bahagia, sehat, dan memiliki pemahaman sederhana tentang hak-haknya,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa dengan mengakui hak-hak perempuan, angka kekerasan dalam rumah tangga dan pelecehan seksual dapat ditekan. Hal ini akan membawa kesadaran bahwa ketika pemerintah memberikan dukungan dan ruang bagi perempuan, termasuk hak politik mereka, hasilnya akan positif.
“Buruh gendong merupakan simbol perempuan yang kuat dan mandiri, namun tetap perlu diperhatikan dari berbagai aspek. Seperti keadaan keluarganya, pendidikan anak-anaknya, dan kesehatannya. Pemerintah harus berkomitmen untuk hadir dan memberikan perhatian kepada perempuan,” tegasnya.












Discussion about this post