Garut, Kabar SDGs – Kemensetneg dan Kementerian ESDM bekerja sama dengan GIZ menyelenggarakan program pertukaran kerja sama pembangunan energi terbarukan dengan Kenya di Jawa Barat. Fokusnya adalah pada bidang geotermal. Program berbagi keahlian dan pengalaman ini berlangsung selama sebelas hari mulai tanggal 4 hingga 14 November 2024.
Program ini diadakan dalam Kerja Sama Selatan-Selatan dan Triangular (KSST) dengan tujuan meningkatkan penggunaan energi terbarukan secara berkelanjutan dan inklusif, terutama energi panas bumi untuk mencapai target nasional dan menuju net-zero emission (target nol emisi). Program ini dihadiri oleh 16 wakil dari Kenya dan 8 wakil dari Indonesia yang berasal dari berbagai bidang, seperti pemerintah, BUMN, swasta, akademisi, dan NGO. Pendekatan gender inklusif dalam program KSST kali ini terlihat dari keikutsertaan 13 delegasi perempuan dari total delegasi yang hadir.
Dalam acara pembukaan pada Senin (4/11), Noviyanti, Kepala Biro Kerja Sama Teknik Luar Negeri Kemensetneg, mengatakan bahwa program ini adalah hasil dari kunjungan Presiden ke-7 Indonesia, Joko Widodo ke Kenya pada tahun 2023. Kunjungan tersebut merupakan langkah pertama dalam bekerja sama antara dua negara di bidang energi baru dan terbarukan untuk mencapai komitmen energi yang bersih dan berkelanjutan.
Komitmen Indonesia di bidang energi baru dan terbarukan sesuai dengan Proyek Renewable Energy Mini Grids (ENTRI) yang Kolaboratif antara Kemensetneg, Kementerian ESDM, dan GIZ sejak Januari 2023. Tujuan utama dari pelaksanaan KSST ENTRI adalah untuk mengedukasi tentang energi terbarukan dan transisi energi. Hal ini juga bertujuan untuk membantu dalam melawan krisis iklim global, mendukung perkembangan ekonomi dan sosial, serta memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama pembangunan internasional.
Sementara itu, Andriah Feby Misna, Direktur Aneka Energi Baru dan Terbarukan (EBT) di Kementerian ESDM, menekankan pentingnya mempelajari potensi, tantangan, dan praktik terbaik dalam pengembangan energi geotermal. Sekarang, Indonesia dan Kenya sudah memiliki Nota Kesepahaman (MoU) tentang geotermal. Ini akan membantu kerja sama lebih lanjut antara kedua negara.
Untuk itu, kegiatan SSTC DRE Kenya merupakan bentuk nyata sinergi dan kolaborasi berbagai pihak yang berasal dari Pemerintah Indonesia melalui Tim Koordinasi Nasional Kerja Sama Selatan – Selatan (Tim Kornas KSS) dan Kementerian ESDM; Pemerintah Jerman melalui GIZ, dan Pemerintah Kenya.
Di kesempatan yang sama, Dr. Joseph Oketch selaku Ketua Delegasi Kenya menekankan ambisi Kenya untuk menjadi pemimpin dalam produksi energi geotermal di Afrika. Dengan demikian, Kenya memiliki harapan besar terhadap program KSST ini agar dapat memperkuat pengetahuan dan keterampilan tenaga ahlinya di bidang geotermal.
Program SSTC DRE Kenya berfokus untuk menginisiasi dan mengaktualisasikan kerja sama antara Indonesia, Kenya dan Jerman melalui dialog antar pemerintah, diskusi yang konstruktif, dan kunjungan lapangan. Untuk itu, kegiatan di kelas didesain dengan menggabungkan forum diskusi terpumpun di berbagai aspek yang memengaruhi implementasi energi panas bumi, serta paparan dari perwakilan Indonesia dan Kenya. Sementara itu, kunjungan lapangan ke sejumlah fasilitas pengembangan energi terbarukan di Provinsi Jawa Barat juga dilakukan untuk melihat langsung dan menggali implementasi berbagai bentuk sistem energi terbarukan di Indonesia, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dan Green Hydrogen Plant (GHP) yang dikelola oleh dikelola oleh PLN Indonesia Power (PLN IP) serta Sumur KMJ-51 yang berlokasi di PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) Area Kamojang.
Saat melakukan kunjungan tersebut, para delegasi belajar mengenai pemanfaatan lain dari energi panas bumi, khususnya bagi lingkungan dan masyarakat lokal, salah satunya melalui rumah pengeringan biji kopi (geothermal dry house) ‘Canaya Geothermal Coffee’. Lebih lanjut pelibatan masyarakat juga merambah pengelolaan pertanian berkelanjutan yang berkontribusi pada ketahanan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat lokal melalui program pemberdayaan perempuan di sekitar wilayah Kamojang.
Sebagai salah satu bentuk dari diplomasi sosial budaya Indonesia, para delegasi Kenya juga diajak untuk dapat menikmati kebudayaan Indonesia melalui kunjungan ke Saung Angklung Udjo. Pada kesempatan ini, mereka diperkenalkan kepada seni pertunjukan wayang golek, tarian, serta alat musik angklung khas Sunda.












Discussion about this post