Badung Kabar SDGs – Dinilai sebagai yang paling menonjol dalam penerapan praktik ekonomi sirkular, dua puluh perusahaan menerima penghargaan ICEA 2025 dalam sebuah malam penganugerahan di Grand Mercure Bali, Seminyak, Badung. Ajang itu menjadi bagian dari rangkaian International Conference on Circular Economy and Sustainability (ICCES) yang untuk pertama kalinya digelar di Indonesia dan menghadirkan 150 delegasi dari 15 negara. Selama tiga hari, para peserta membahas masa depan ekonomi sirkular yang kini memiliki standar global melalui ISO 59000 Series.
Penghargaan ICEA 2025 diinisiasi oleh The Institute for Circular Economy and Sustainability Transformation (ICEST) bekerja sama dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN). Ketua ICEST, Suharman Noerman, menegaskan bahwa pelaksanaan perdana ICEA di level internasional menjadi momentum untuk mengenalkan lima standar baru ISO, termasuk ISO 59000 yang diterbitkan pada 22 Mei 2024. “Kami melakukan sosialisasi dan edukasi kepada stakeholders pembangunan seperti dunia usaha. ICEA 2025 dilakukan perdana secara internasional karena merespons lima standar ISO baru termasuk ISO 59000,” ujar Suharman di sela acara.
ISO 59000, yang disusun oleh para ahli dari lebih 100 negara, menjadi panduan global pertama yang menjelaskan prinsip, terminologi, dan implementasi ekonomi sirkular. Suharman menekankan bahwa ekonomi sirkular memandang material sebagai sesuatu yang harus terus diregenerasi tanpa meninggalkan limbah, berbeda dengan sistem linear yang selama ini dikhawatirkan memicu berbagai risiko. “Para pemangku kepentingan pembangunan global menyebut terjadi paling tidak ada empat hal kalau sistem ekonomi linear dipertahankan, yakni pemanasan global, polusi, menipisnya sumber daya alam, dan makin hilangnya aneka ragam hayati,” katanya.
Plh. Kepala BSN, Y. Kristianto Widiwardono, menyambut baik inisiatif yang sejalan dengan upaya nasional mencapai target emisi rendah karbon pada 2060. Ia menyatakan bahwa strategi ekonomi sirkular membutuhkan kolaborasi lintas sektor untuk memperkuat kesadaran dan adopsi standar baru tersebut. “Kita perlu gotong royong dengan semua pihak untuk mencapai target Emisi Rendah Karbon, baik dari pemerintah, perusahaan, akademisi, pelaku usaha, serta sektor industri yang terkait,” ujarnya.
BSN menilai ICEA 2025 mampu memperluas pemahaman tentang praktik keberlanjutan yang mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) dan komitmen menuju net zero emission. Sejumlah perusahaan nasional berpartisipasi mendukung penyelenggaraan kegiatan ini, termasuk PT Telkomsel Tbk, PT Pertamina (Persero), PT Kaltim Prima Coal, Green Concrete Panel Ltd, PT Antam Tbk, PT Chandra Asri Pacific Tbk, serta beberapa perusahaan pupuk dan lembaga pengujian seperti PT Sucofindo dan PT MNC Group.











Discussion about this post