Jakarta, Kabar SDGs – PT Bumi Resources Tbk (BUMI), yang selama ini dikenal sebagai raksasa tambang batu bara termal, kini serius merambah wilayah baru. Perusahaan milik Grup Bakrie ini mengumumkan ekspansi besar-besaran dengan mengakuisisi Wolfram Limited, perusahaan tambang emas dan tembaga asal Australia.
Nilai akuisisi diperkirakan mencapai Rp350 miliar dan didanai melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Tahun 2025. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa BUMI sedang bertransformasi dari sekadar pemain batu bara menjadi pemain kunci di sektor hilirisasi dan mineral kritis—komoditas yang kian diburu dunia.
“Selama beberapa tahun terakhir, kami telah melakukan studi menyeluruh dan kini fokus pada aset yang sudah atau akan segera memasuki tahap produksi,” demikian isi prospektus yang dirilis BUMI pada 19 Juni 2025.
BUMI memasang target ambisius—menggalang dana Rp5 triliun lewat program obligasi berkelanjutan. Untuk tahap awal, BUMI akan menawarkan obligasi maksimal Rp350 miliar dalam tiga seri, dengan jangka waktu dari 370 hari hingga 5 tahun. Imbal hasil dibayarkan setiap tiga bulan, dimulai 8 Oktober 2025.
Jika tertarik berinvestasi, catat tanggalnya: penawaran umum digelar 1–3 Juli 2025 dan pencatatan di BEI dijadwalkan 9 Juli 2025.
Wolfram Limited sendiri memegang izin tambang ML 10343 yang berlaku hingga akhir 2036. Nilai transaksi setara dengan AUD33 juta, berdasarkan kurs rupiah per AUD saat berita ini diturunkan. Tambang ini dinilai punya potensi untuk segera menghasilkan produksi—sebuah keunggulan yang dinilai memberi nilai tambah instan bagi BUMI dan para pemegang saham.
Dari sisi keuangan, BUMI mencatat perbaikan signifikan. Hingga tutup tahun 2024, total utang perusahaan menyusut menjadi USD1,3 miliar, dari sebelumnya USD1,42 miliar. Sementara itu, ekuitas melonjak ke angka USD2,86 miliar, didorong laba bersih tahunan yang meroket 235 persen hingga tembus USD90,1 juta.
Obligasi yang akan diterbitkan mendapatkan peringkat idA+ dari PEFINDO, berlaku hingga Desember 2025—menandakan profil kredit yang solid.
Tak berhenti di sektor emas dan tembaga, BUMI juga tengah mempersiapkan proyek hilirisasi berbasis gasifikasi batubara untuk produksi metanol. Proyek tersebut sudah masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional berdasarkan Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2023.
BUMI juga secara terbuka mencari mitra global yang memiliki teknologi tinggi untuk mengakselerasi transisi ini.
“Kami menyadari harga batu bara bersifat fluktuatif. Karena itu, arah strategi kami jelas—membangun sumber pendapatan yang lebih stabil, terdiversifikasi, dan tahan banting terhadap guncangan pasar,” ungkap manajemen dalam pernyataan resminya.
Langkah BUMI ini menunjukkan bahwa perusahaan tak ingin hanya jadi penonton di tengah pergeseran arah industri energi dunia. Perubahan telah dimulai.












Discussion about this post