Denpasar, Kabar SDGs – Wakil Wali Kota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, secara resmi membuka kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Road To Kesanga Fest 2026 yang digagas oleh Pasikian Yowana Kota Denpasar, di Uma Dewi Kecak Dance Waribang Kesiman, Minggu (9/11). Pembukaan ditandai dengan seruan yel-yel Kesanga Festival yang menggema penuh semangat.
FGD ini diikuti seluruh ketua STT se-Kota Denpasar dengan tujuan menggali potensi dan ide kreatif generasi muda Denpasar, khususnya dalam pengembangan seni ogoh-ogoh. Hadir dalam kesempatan tersebut Kadis Kebudayaan Kota Denpasar Raka Puwantara, Budayawan Komang Indra Wirawan (Komang Gases), Gede Anom Ranuara (Guru Anom), serta perwakilan Forum Bendesa Adat Kota Denpasar.
Ketua Pasikian Yowana Kota Denpasar, AA Made Angga Harta Yana, dalam laporannya menyampaikan bahwa ogoh-ogoh telah menjadi bagian penting dari tradisi masyarakat Bali. Di Denpasar, pelaksanaan Hari Suci Nyepi kini berkembang menjadi ajang kreatif anak muda yang dikenal sebagai Kesanga Festival, yang telah menjadi barometer seni dan budaya di kota ini.
“Tentu harapan kami kegiatan ini dapat menjadi ajang untuk mengevaluasi dan mengembangkan pelaksanaan Kesanga Fest di Tahun 2026 mendatang, sehingga mampu terus mewadahi kreatifitas anak muda Denpasar, khususnya untuk seni ogoh-ogoh,” ujar Angga Harta Yana.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menilai bahwa kreativitas para Yowana Denpasar kini telah menjadi barometer seni dan budaya generasi muda Bali. Namun ia mengingatkan pentingnya konsistensi agar semangat itu tidak menurun di tengah popularitas.
“Biasanya jika merasa sudah terkenal daya juang dan spirit anak-anak muda menurun. Hal ini yang perlu dihindari. Nah, itu yang kita perlu hindari. Artinya, setiap perhelatan Kesanga Festival tentu harus mempunyai kualitas yang terus naik,” tutur Arya Wibawa.
Ia menambahkan, penyelenggaraan FGD merupakan langkah strategis untuk bertukar ide dan pikiran antaranggota Yowana. Menurutnya, Kesanga Festival lahir dari anak muda dan harus terus berkembang sesuai dinamika zaman.
Dalam kesempatan itu, Arya Wibawa juga mengungkapkan rencana mematenkan Kesanga Festival sebagai produk budaya asli Kota Denpasar. Selain itu, ia menyoroti pentingnya kurasi detail terhadap ragam kuliner yang akan ditampilkan serta kesiapan panitia menghadapi faktor cuaca mengingat tingginya antusiasme masyarakat, termasuk dari luar Bali.
“Perlu diingat, tahun ini, akan diresmikan patung yang ada di Lapangan Puputan Badung, yang akan menjadi ikon Kota Denpasar. Patung tersebut terdapat relief-relief yang lahir dari tokoh seniman ogoh-ogoh kita,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya penguatan lomba Ogoh-ogoh Mini yang melibatkan daerah lain seperti Tabanan dan Badung, bahkan membuka peluang agar kegiatan ini berkembang ke tingkat regional atau nasional.
Selain teknis panggung utama dan promosi, Arya Wibawa mendorong agar Kesanga Fest 2026 mendapat dukungan lintas sektor.
“Saya juga berharap ada penguatan-penguatan dari stakeholder yang terkait. Itu yang pertama. Kemudian promosi masif juga perlu dilakukan, misalnya lewat media sosial yang bersifat kontinyu. Harapannya, kualitas Kesanga Fest 2026 akan meningkat,” kata Arya Wibawa.









Discussion about this post