Jakarta, Kabar SDGs – PT Jasa Marga (Persero) Tbk membukukan Laba Inti sebesar Rp2,74 triliun sepanjang Kuartal III Tahun 2025, tumbuh 5,02% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
“Capaian ini mencerminkan kekuatan fundamental Perseroan dalam menjaga performa bisnis secara konsisten,” ujar Direktur Utama Jasa Marga, Rivan A. Purwantono, di Jakarta, Jumat (31/10/2025).
Pertumbuhan laba tersebut didukung oleh peningkatan pendapatan usaha dan EBITDA, serta penurunan biaya keuangan konsolidasi sebesar 14,21% (YoY) sebagai dampak positif dari aksi korporasi equity financing di PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) pada Kuartal IV 2024.
Sepanjang Kuartal III 2025, Jasa Marga mencatat pendapatan usaha sebesar Rp14,52 triliun, naik 4,83% dibandingkan Kuartal III 2024. Pendapatan ini terdiri atas pendapatan tol sebesar Rp13,42 triliun dan pendapatan usaha lain sebesar Rp1,11 triliun. Sejalan dengan itu, EBITDA perusahaan juga meningkat menjadi Rp9,73 triliun, tumbuh 4,93% dengan margin EBITDA mencapai 67,01%.
Hingga akhir Kuartal III 2025, Jasa Marga masih memegang posisi market leader industri jalan tol nasional dengan total panjang operasi 1.294 kilometer, merepresentasikan 42% dari total jalan tol beroperasi di Indonesia. Total konsesi yang dikelola mencapai 1.736 kilometer.
Rivan menjelaskan, pada Juli 2025 Jasa Marga menyelesaikan adendum Shareholders Agreement (SHA) bersama PT Adhi Karya (Persero) Tbk di PT Jasamarga Jogja Solo (PT JMJ), yang memungkinkan PT JMJ dikonsolidasikan dalam laporan keuangan Jasa Marga. Langkah ini dilakukan tanpa perubahan kepemilikan atau transaksi saham, namun memperkuat sinergi operasional dan pengembangan bisnis antar pemegang saham.
“Penyesuaian ini memperkuat posisi Jasa Marga dalam mewujudkan jaringan jalan tol yang terintegrasi dan andal untuk mempercepat implementasi standar keselamatan, layanan, dan pemeliharaan yang konsisten di seluruh jaringan Jalan Tol Trans Jawa,” jelas Rivan.
Saat ini, Jasa Marga fokus pada lima proyek strategis yang tengah berjalan, yakni Tol Jakarta–Cikampek II Selatan, Akses Patimban, Yogyakarta–Bawen, Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo, dan Probolinggo–Banyuwangi. Pada Agustus 2025, perusahaan telah mengoperasikan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulonprogo segmen Klaten–Prambanan sepanjang 7,85 km.
“Di tengah semakin banyaknya proyek jalan tol baru yang selesai dan beroperasi, Jasa Marga tetap mampu menjaga keseimbangan antara kapasitas keuangan dan kesehatan finansial yang tercermin dari stabilitas rasio keuangan. Ini menunjukkan komitmen kami menjaga keberlangsungan bisnis,” tutur Rivan.
Selain lini utama bisnis jalan tol, Jasa Marga melalui anak perusahaannya PT Jasamarga Related Business (JMRB) juga memperluas sektor pendukung melalui pengembangan Travoy Hub, proyek Toll Corridor Development (TCD) berkonsep Transit Oriented Development (TOD) pertama di Indonesia. Hingga Kuartal III 2025, pembangunan Travoy Hub tahap 2 dan 3 telah mencapai progres 99,86%.
Terletak di Stasiun LRT Taman Mini, Travoy Hub mengintegrasikan transportasi umum dengan kawasan komersial, layanan kesehatan, dan area rekreasi. “Travoy Hub bukan hanya mendukung mobilitas, tapi juga membuka lapangan kerja dan menjadi wadah bagi pelaku UMKM dan industri kreatif,” tutup Rivan.












Discussion about this post