BALI, KabarSDGs – Plt. Direktur Pengelolaan Koleksi Ilmiah (DPKI) Badan Riset dan Inovasi Nasional, Ratih Damayanti mengatakan, Kawasan Konservasi Ilmiah (KKI) Kebun Raya Eka Karya Bali memiliki kekhasan tersendiri, yakni sebagai kebun raya dataran tinggi kering untuk wilayah Indonesia bagian Timur.
“Kekhasan tersebut harus tetap dijaga dan dipertahankan begitu juga dengan koleksi-koleksi yang dimiliki,” ujarnya saat mengunjungi Kebun Raya Eka Karya Bali pada Rabu (3/5) di Bedugul dalam keterangan tertulis BRIN.
Ratih berharap, Kebun Raya tetap fokus untuk mengembangkan konservasi pada jenis-jenis yang masuk dalam Red List International Union for Conservation of Nature (IUCN). Menurutnya, hal itu mengingat tugas kebun raya adalah bagiamana menyelamatkan jenis-jenis yang terancam punah.
Di samping itu, lanjutnya, status lahan kebun raya juga sangat penting untuk menjadi perhatian karena saat ini masih dalam status Kawasan Hutan Dengan Tujuan khusus (KDTK). Status tersebut mengharuskan Kebun Raya mengikuti aturan yang ada di Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup, agar koleksi yang ada di sini tetap aman.
“Kebun Raya Bali memiliki potensi karena kekhasannya yang sangat tinggi, yang mengharuskan untuk fokus pada penambahan koleksi untuk tumbuhan yang terancam punah dan upaya penyelamatannya. Kebun raya menjadi benteng terakhir untuk konservasi spesies tumbuhan dan menjadi tugas kebun raya untuk menyelamatkan jenis-jenis yang terancam punah tersebut,” jelas Ratih.
Ia juga menerangkan, saat ini ada enam fokus kegiatan yang harus dilakukan sesuai arahan Deputi Infrasturktur Riset dan Inovasi (DIRI) di antaranya mengisi greenhouse display untuk Kebun Raya Cibinong.
“Rencananya greenhouse display itu akan menampilkan satu perwakilan dari tiap pulau besar di Indonesia seperti Sulawesi, Papau, Jawa, dan Kalimantan. Khusus Kebun Raya Bali akan mengisi untuk region Sulawesi,” ungkapnya.
Ratih menegaskan, pihaknya akan menyelesaikan pendataan stock opname 100 persen koleksi yang ada di kebun raya. Tak hanya itu, pihaknya juga memiliki rencana untuk mengoptimalkan QR code dengan memanfaatkan Makoyana untuk mengetahui koleksi yang dimiliki lengkap dengan kondisinya.
Selain itu, lanjut Ratih, pihaknya akan melakukan explorasi dengan terlebih dahulu menetapkan objek koleksi dan ke mana mencarinya.
“Kami juga memiliki perhatian dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia, indeks pelayanan minimal 3,5 dan pengelolaan rutin koleksi ilmiah di Kebun Raya Bali,” pungkasnya.
Subkoordinator Pelaksana Fungsi Pengelolaan Koleksi Ilmiah Kebun Raya Eka Karya Bedugul, Tuah Malem Bangun menambahkan, saat ini koleksi tanaman dimanfaatkan oleh peneliti BRIN dan perguruan tinggi.
“Mereka menggunakan tanaman koleksi yang kita konservasi di Kebun Raya sebagai sarana dan objek penelitian. Untuk dapat melakukan penelitian di kawasan kebun raya tentunya harus mengikuti prosedur yang berlaku yaitu melalui pengajuan surat yang ditujukan ke Direktorat Pengelolaan Koleksi Ilmiah,” ujar Tuah.
Tuah menjelaskan, koleksi yang dimanfaatkan lebih banyak merupakan jenis tanaman yang memiliki potensi sebagai obat dan kesehatan. Ada juga jenis tanaman penghasil minyak atsiri, potensi hias hingga penelitian genetika tumbuhan.
“Untuk penelitian genetika para peneliti akan menfaatkan bagian dari koleksi baik itu daun, batang, akar, ataupun buah tetapi dengan tidak merusak koleksi,” pungkas Tuah.
Discussion about this post