JAKARTA, KabarSDGs – Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi bersama Kedutaan Besar Republik Indonesia di Doha, dan pemerintah Qatar melalui Museum Qatar menyelenggarakan program Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture. Acara pembukaan diadakan di Museum of Islamic Arts di Qatar, Minggu (12/3). Pembukaan tersebut menandai secara resmi Year of Culture, yang digelar selama setahun penuh.
Staf Ahli Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Bidang Hubungan Kelembagaan dan Masyarakat Muhammad Adlin Sila mengatakan, Program kolaborasi Qatar-Indonesia 2023 Year of Culture digelar untuk memperkuat hubungan antarmasyarakat sekaligus saling mendukung dalam pemajuan kebudayaan dan sektor kreatif yang terus berkembang di kedua negara.
“Dengan adanya rangkaian kegiatan Year of Culture ini menunjukkan bahwa pendekatan kebudayaan menjadi sarana yang dapat memperkuat pemahaman antarbangsa dan memelihara keharmonisan antarnegara,” ujar Sila dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin.
Diketahui, dimulai sejak 2012, Museum Qatar di bawah kepemimpinan Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa Al Thani, mengembangkan inisiatif tahunan “Tahun Kebudayaan” alias Year of Culture, platform diplomasi budaya yang merayakan keragaman budaya dan memperdalam kesalingpahaman antara Qatar dengan negara lain.
Qatar-Indonesia Year of Culture telah dimulai dengan partisipasi lima orang pesilat profesional dari Indonesia di acara Qatar National Sports Day di Doha pada 14-15 Februari 2023. Publik Qatar, khususnya para pecinta olahraga disebut sangat antusias menyaksikan langsung dan mengikuti lokakarya singkat seni bela diri tradisional Indonesia yang sudah termasuk dalam daftar warisan budaya takbenda di UNESCO tersebut.
Sheikha Al Mayassa binti Hamad bin Khalifa Al Thani yang hadir pada acara tersebut menyampaikan bahwa Qatar-Indonesia Year of Culture merupakan kesempatan bagi kedua negara untuk saling mengapresiasi, termasuk peran dalam dunia Islam, dan hal-hal lain yang menyatukan kedua negara dalam keragaman.
“Kami siap merayakan tahun yang penuh dengan pertukaran budaya,” ucap Sheikha.
Duta Besar Indonesia untuk Qatar Ridwan Hassan mengatakan, saat ini dunia membutuhkan kerja sama multilateral lebih dari sebelumnya, yang bisa dimulai dengan memberdayakan orang-orang yang ada di sekitar untuk berinteraksi, belajar, dan berkolaborasi satu sama lain.
“Indonesia menyambut baik kesempatan untuk merayakan kemitraan kuat kami dengan Qatar melalui Tahun Kebudayaan Qatar-Indonesia 2023,” kata Ridwan.
Pada acara itu, Indonesia menampilkan pertunjukan musik Sasando dari Nusa Tenggara Timur oleh Ganzer Lana dan Tari Ratoe Jaro yang dipentaskan oleh komunitas diaspora Indonesia di Qatar.
Acara berikutnya adalah peresmian pembukaan Galeri Asia Tenggara di Museum of Islamic Arts yang menyuguhkan koleksi tentang koneksi Timur Tengah dan Asia Tenggara, khususnya Indonesia dalam hal sejarah dan tradisi Islam.
Momentum Ramadhan akan menjadi kesempatan untuk menampilkan kekayaan dan keragaman kuliner kedua negara. Koki dari Indonesia akan berkolaborasi dengan koki dari Qatar untuk menyajikan berbagai menu khusus yang menjadi tradisi masyarakat kedua negara dalam berbuka puasa.
Kegiatan itu akan terbuka untuk publik, baik di Doha maupun di Jakarta. Indonesia juga hadir pada Qatar International Food Festival di Doha yang telah dimulai sejak 11 Maret 2023 dan berakhir pada 21 Maret mendatang.
Program Qatar-Indonesia Year of Culture juga akan menampilkan pertunjukan teater musik bertajuk “HAYATI (Tree of Life): Searching for The Essence of Love” di Doha. Melalui pementasan itu, Indonesia ingin memperkenalkan cerita yang mengusung tradisi dan romantisme yang berakar pada kisah Panji.
Tak hanya itu, Indonesia dan Qatar juga akan melakukan program residensi seniman di Doha, Sumba, dan Tasikmalaya. Residensi di Doha akan berfokus pada seni visual, sedangkan residensi di Tasikmalaya akan menjadi ajang bagi kedua negara untuk berkolaborasi di bidang fesyen bordir.
Hasil karya residensi di Tasikmalaya akan ditampilkan pada Jakarta Fashion Week 2023. Sementara itu, residensi di Sumba secara khusus akan mengangkat tentang kreativitas pembuatan perhiasan berbahan logam.
Selain itu, hasil karya para peserta residensi di Sumba akan dipamerkan pada Indonesian Contemporary Art and Design (ICAD).
Discussion about this post