BANTUL, KABARSDGs – Rombongan dari SDNU Pemanahan pada Senin (06/02/2023) pagi mengunjungi makam KH. Kholil yang berada di pemakaman dusun Wonokromo I, tepat di sebelah barat Masjid Pathok Negoro Taqwa di Kalurahan Wonokromo, Pleret, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Rombongan tersebut terdiri dari para murid, para guru dan karyawan, Kepala Sekolah SDNU Pemanahan Maftuh Lutfi Nur Fauzi, S.Pd.I beserta pengasuh Pondok Pesantren Nurul Istadz Gus Abdul Haris sebagai pemimpin doa dalam kegiatan ziarah kubur tersebut.
Dikabarkan, KH. Kholil merupakan murid dari KH. Soleh Darat Semarang. KH. Kholil dahulu juga dikenal merupakan tokoh penyebar tarekat Syatoriah di wilayah Wonokromo dan sekitarnya.
Setelah rombongan dari SDNU Pemanahan berkumpul dan berjongkok di sekitar pemakam, Gus Haris yang masih berdiri menceritakan tentang sejarah singkat KH. Kholil di DIY.
“Karya-karya beliau banyak menjadi rujukan simbah KH. Hasyim Asy’ari ketika mendirikan Nahdlatul Ulama (NU). Makanya saat NU berdiri pada 1926, Mbah Wahab Hasbullah datang ke Masjid Pathok Negoro Taqwa Wonokromo bertemu dengan KH. Kholil dan memohom agar beliau menjadi Rois Syuriah pertama di Jogja, sekaligus membentuk kepengurusan NU pertama di masjid Pathok Negoro ini,” ujar Gus Haris sambil menunjuk ke arah masjid Taqwa Wonokromo.
Gus Haris juga menerangkan, bisa disimpilkun KH. Kholil dan Masjid Taqwa Wonokromo merupakan bagian dari sejarah berdirinya kepengurusan NU di DIY, khususnya Kabupaten Bantul.
Dikutip dari koranbernas.id, tokoh Islam Wonokromo, Kyai Nadlir menerangkan, KH Kholil merupakan guru dari KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU dan juga KH Ahmad Dahlan, pendiri Muhammadiyah.
“Makam gurunya ada di Dusun kami, (Wonokromo I)” ujarnya.
Maka dengan berbagai potensi tersebut, Kyai Nadlir punya keinginan kelak Wonokromo menjadi tempat wisata religi yang akan didatangi banyak orang yang pada akhirnya memberikan manfaat, termasuk pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Kepala Sekolah SDNU, Maftuh Lutfi Nur Fauzi menjelaskan, ziarah kubur tersebut merupakan salah satu kegiatan dalam rangka memperingati 1 Abad Nahdlatul Ulama (NU) dan juga mengenalkan para murid terkait sejarah tokoh NU masa lalu yang ada di Kecamatan Pleret dan khususnya di Kalurahan Wonokromo.
“Jika sekolah lain study tour ke tempat wisata, kami jalan-jalan berziarah ke makam. Bisa disebut wisata religi juga. Siapa tahu besok banyak sekolah lain juga bisa meniru kami berwisata ke makam-makam” imbuh Lutfi.
Diketahui, Jarak antara gedung sementara SDNU Pemanahan (Gedung Al Munajah) tidaklah jauh dengan Pemakaman Wonokromo, sehingga para rombongan memilih berjalan kaki.
Saat perjalanan berangkat ke pemakaman, para rombongan dari SDNU Pemanahan sempat kehujanan dan berteduh. Meskipun pakaian basah dan ditemani rintik hujan, para rombongan tetap bersemangat melakukan kegiatan ziarah kubur tersebut.
Discussion about this post