• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
3 February 2023
No Result
View All Result
Kabar SDGs
Advertisement
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home TRAVEL & LIFESTYLE

Rampak Sarinah: Indonesia dapat Daftarkan Kebaya ke UNESCO Lewat 2 Jalur

by Arif Kusuma Fadholy
28 November 2022
Rampak Sarinah: Indonesia dapat Daftarkan Kebaya ke UNESCO Lewat 2 Jalur
19
SHARES
116
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs – Rampak dan Institut Sarinah mengusulkan agar Indonesia mendaftarkan Kebaya melalui dua jalur sekaligus, yaitu single nomination untuk kebaya kutubaru dan model Kartinian dan ikut menjadi nominator bersama 4 negara Asean lainnya untuk kebaya model encim. Pendaftaran dua jalur itu sebaiknya dilakuan dalam waktu bersamaan.

Diketahui, Rampak Sarinah merupakan di antara penggagas perlunya Hari Kebaya Nasional dan Mendaftarkan kebaya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) ke UNESCO sejak tahun 2017

BACA JUGA

IK-CEPA Diharapkan Menjadi Jalan Tol Perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan

IK-CEPA Diharapkan Menjadi Jalan Tol Perdagangan Indonesia dengan Korea Selatan

4 January 2023
Bakamla RI Luncurkan Indeks Keamanan Laut Indonesia

Bakamla RI Luncurkan Indeks Keamanan Laut Indonesia

29 December 2022
UU Perjanjian Ekstradisi Buronan antara Indonesia dengan Singapura Disahkan

UU Perjanjian Ekstradisi Buronan antara Indonesia dengan Singapura Disahkan

16 December 2022

Ketua Rampak Sarinah Jakarta, Dhini Mudiani menerangkan, ASEAN harus semakin kompak dan progresif di bawah kepemimpinan Indonesia, khususnya terkait pendaftaran kebaya.

“Gunakan semua potensi untuk konsolidasi Asean dan itu bisa dari pendaftaran kebaya sebagai warisan budaya kawasan secara bersama-sama 5 negara. Jangan lupa Indonesia dianggap sebagai big brother dalam ASEAN,” ujarnya dalam siaran tertulisnya pada Senin (28/11/2022).

Dhini menerangkan, dua usulan ke UNESCO tersebut masing-masing mempunyai argumen yang kuat dan tidak kontradiktif bahkan saling melengkapi.

“Keinginan kita atas pengakuan kebaya adalah warisan Indonesia untuk kawasan Asean justru semakin kuat jika kita ikut mengusulkan bersama 4 negara lain. Tapi kalau kita tidak bergabung, claim itu dipunyai Malaysia dan 3 negara. Kita merugi,” imbuh Anggota Institut Sarinah, Irene H Saraswati.

Ketua Institut Sarinah, Eva Sundari mengingatkan, keberhasilan Majapahit menjadi empire dunia terutama di kawasan ASEAN adalah karena stretegi budayanya yang menjadikan negara-negara tetangga sebagai “mitra-satata” sederajat melalui kerjasama-kerjasama perdagangan, seni budaya, dan agama.

“Majapahit merangkul, mengemong, hingga memangku sehingga akhirnya menjadi sangat berpengaruh. Salah satu warisan Majapahit adalah Featival Ramayana yang diadakan setiap tahun oleh 8 negara Asean. Tinggalkan kompetisi, masanya kolaborasi Asean,” jelasnya.

Sementara itu, Pembina Institute Sarinah dan Rampak Sarinah, Prof. Willa Candrawilla mengingatkan, bahwa tujuan ASEAN itu adalah kerjasama antar negara yang berkebudayaan sama.

“Harusnya kita urus dulu status Kebaya sebagai warisan tak benda Indonesia baru urus ke UNESCO. Ini mengulang kisah PRT ke luar negeri dibikinkan UU tapi yang dalam negeri gak diurus,” katanya.

Diketahui, dari diskusi internal para kader Sarinah tersebut, didapatkan keuntungan lain dengan mendaftarkan kebaya kutubaru khas Indonesia saat ini yaitu soal panjangnya antrian di UNESCO. Biasanya, jika didaftarkan saat ini paling tidak dibutuhkan 4-5 tahun baru akan ditelaah UNESCO.

Share8SendTweet5
Previous Post

Para Investor yang Berinvestasi di IKN Nusantara Meningkat Signifikan, Ini Penyebabnya

Next Post

PLN UID Bali Merealisasikan 70 Program CSR Sejak Januari 2022

Next Post
PLN UID Bali Merealisasikan 70 Program CSR Sejak Januari 2022

PLN UID Bali Merealisasikan 70 Program CSR Sejak Januari 2022

3 Ribu Lebih Tenaga Kesehatan Disebar di 194 Titik Pengungsian Cianjur

3 Ribu Lebih Tenaga Kesehatan Disebar di 194 Titik Pengungsian Cianjur

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

1 February 2023
Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

31 January 2023
Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

27 January 2023
4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

27 January 2023
Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

26 January 2023

POPULAR

  • Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • 4.790 Seniman Ramaikan Pekan Kebudayaan Nasional 2020

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Kerajinan Cantik dari Kayu Pinus

    204 shares
    Share 82 Tweet 51
  • Kemensos dan BI Adakan Pilot Project Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Malang Raya

    23 shares
    Share 9 Tweet 6

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.