CIKEAS, KabarSDGs – Korps Brimob Polri resmikan sarana latihan terjun payung Wind Tunnel yang dianggap sebagai yang terbesar di Asia Tenggara. Alat itu terletak di Pusat Pelatihan (Satlat) Korps Brimob Polri Komplek Cikeas, Jawa Barat.
Komandan Korps (Dankor) Brimob Komjen Pol. Anang Revandoko mengatakan, sarana Wind Tunnel untuk melatih anggota Brimob dalam terjun payung agar lebih terampil dan profesional.
“Harapan kami bahwa Korps Brimob Polri bisa menjadi profesional dengan sarana yang bagus dan modern sehingga kepercayaan kepada kepolisian akan menjadi lebih baik lagi,” kata Anang dalam siaran tertulisnya.
Wind Tunnel yang dimiliki Brimob Polri memiliki diameter 4,8 meter dengan kapasitas maksimal bisa digunakan untuk 10 orang penerjun, dapat dioperasikan selama 24 jam non-setop.
Sementara itu, mantan Kabareskrim Polri Komjen Pol. Ito Sumardi menilai Wind Tunnel yang dimiliki Polri sebagai yang terbesar dan terbaik di kawasan Asia Tenggara.
Selama menjadi Dubes di Myanmar, kata Ito, dirinya sudah berkeliling ke sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, belum memiliki sarana Wind Tunnel yang sebesar dan semutakhir milik Brimob Polri.
“Saya sudah ‘mutar’ di negara-negara Asia Tenggara tidak ada satupun yang bisa lebih baik termasuk fasilitas pendukung. Saya jamin suatu saat warga luar pasti akan melihat fasilitas di sini, perlu kita bangga,” ungkap Ito.
Selain itu, ia melihat kemajuan dari Persatuan Terjun Payung Polri (PTP) saat ini dengan hadirnya sarana Wind Tunnel tersebut. Karena, kata Ito, sejak PTP dibentuk tahun 1980 belum ada saranan tersebut, atlet Polri yang ingin berlatih terjun payung terpaksa ke Pulau Genting, Malaysia, untuk latihan.
“Waktu saya terjun payung 1980 kami masih menggunakan fasilitas terbatas. Sehingga, kami harus berangkat ke Genting Island dan harus bayar dan mengantre. Tapi sekarang sudah ada wind tunnel,” terang Ito.
Ito berharap, sarana Wind Tunnel milik Brimob Polri tersebut dapat memberikan pelayanan kepada masyarakat bukan hanya untuk dinas kepolisian saja.
“Ini adalah salah satu bentuk manunggal nya Polri dengan masyarakat. Mudah-mudahan nanti bisa tersosialisasi dengan baik,” harap Ito.
Pembina PTP Herman Hafiz Kusumo, bangga dengan capaian Brimob Polri memiliki sarana Wind Tunnel yang diyakini dapat melahirkan atlet-atlet Polri yang unggul dalam terjun payung.
“Saya katakan Singapura kalah dengan Wind Tunnel Polri, Malaysia juga. Ini teknologi terakhir. saya bukan mau melebih-lebihkan saya turut bangga saja, saya pencinta terjun payung,” pungkas Herman.
Discussion about this post