• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
5 October 2023
No Result
View All Result
Kabar SDGs
Advertisement
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY KESEHATAN

Budaya Minum Jamu yang Menyehatkan Perlu Dilestarikan dan Dikembangkan

by Arif Kusuma Fadholy
20 August 2022
Budaya Minum Jamu yang Menyehatkan Perlu Dilestarikan dan Dikembangkan
35
SHARES
221
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs – Potensi pengembangan bisnis obat herbal di Indonesia masih terbuka lebar, diantaranya dengan adanya kebiasaan konsumsi jamu masyarakat Indonesia.

Data riset kesehatan pada tahun 2018 menunjukkan 48 persen masyarakat mempunyai kebiasaan menggunakan pelayanan kesehatan tradisional dalam upaya kesehatan, salah satunya dengan mengkonsumsi jamu.

BACA JUGA

YKAN dan BRIN Kerja Sama terkait Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kalimantan Barat

YKAN dan BRIN Kerja Sama terkait Program Restorasi Ekosistem Gambut di Kalimantan Barat

4 August 2023
Atasi Masalah Sampah Plastik yang Cemari Lingkungan, BRIN Lakukan Kerja Sama Riset

Atasi Masalah Sampah Plastik yang Cemari Lingkungan, BRIN Lakukan Kerja Sama Riset

3 August 2023
Ini Kelebihan Obnas Timau NTT Dibandingkan Observatorium Bosscha Jawa Barat

Ini Kelebihan Obnas Timau NTT Dibandingkan Observatorium Bosscha Jawa Barat

31 July 2023

“Hal ini menunjukkan bahwa budaya minum jamu sudah merupakan tradisi leluhur bangsa yang perlu dilestarikan dan dikembangkan,” kata Kepala Organisasi Riset Kesehatan (ORK) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), NLP Indi Dharmayanti pada webinar memperingati Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (HAKTEKNAS) ke-27, bertajuk ‘Saintifikasi Jamu: Mengungkap Warisan Budaya untuk Menyehatkan Bangsa’ yang dihelat pada Jumat (19/8).

Indi menjelaskan, peluang HAKTEKNAS ke-27 dapat menjadi momentum untuk mendorong kebangkitan industri herbal berbasis inovasi hasil implementasi teknologi terkini.

Menurutnya, untuk menghasilkan produk yang semakin aman, bermutu dan berkhasiat, tentunya untuk menghasilkan produk herbal tersebut dibutuhkan landasan riset yang kuat dari segala aspek, di bagian hulu perlu di dorong riset dalam rangka penyediaan bahan baku yang cukup, bermutu dan berkelanjutan.

Ia melanjutkan, dengan terbitnya Keputusan Menteri Kesehatan tentang formularium fitofarmaka, maka penggunaan fitofarmaka dalam pelayanan kesehatan formal yang akan masuk ke dalam skema pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

“Momentum ini menjadi penting untuk direspon melalui intensifikasi riset pengembangan fitofarmaka guna menyediakan lebih banyak pilihan fitofarmaka yang masuk keformulatorium nasional,” tegas Indi.

Ia meneruskan, riset tersebut dapat dimulai dengan pemetaan penggunaan jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT) dan fitofarmaka di sarana fasilitas pelayanan kesehatan, dan hasilnya menjadi data basis pengembangan formula apa yang dibutuhkan mendukung penggunaan regimen terapi konvensional. Disamping itu, tentunya hasil saintifikasi jamu berupa 11 ramuan jamu scientific yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dapat dikembangkan menjadi OHT atau fitofarmaka dengan riset lanjutan yaitu peningkatan dalam bentuk sediaan ke arah komersial produk.

“Saya berharap dengan webinar ini mampu melahirkan ide dan inovasi terkait obat herbal atau jamu kepada seluruh yang hadir pada momen hari ini,” harap Indi.

Perekayasa Ahli Madya PRBBOOT,
Chaidir Amin menjelaskan, mengenai strategi penguatan riset tanaman obat untuk meningkatkan mutu bahan baku jamu.

“Dukungan riset bagi Bahan Baku Obat Bahan Alam (BBOBA) yang bermutu yaitu ketersediaan BBOBA dengan mutu yang baik atau konsisten dan jumlah yang berkelanjutan, sangat diperlukan untuk meningkatkan keamanan dalam penggunaan, manfaat bagi masyarakat serta daya saing industri,” ujarnya.

Dirinya juga menerangkan, sumber tanaman obat 85 persen diperoleh dari alam sebagai tumbuhan liar, yang berdampak mutu beragam, adulterasi, kepunahan dan pasokan tidak berkelanjutan. Selain itu, pelaku produsen tanaman obat didominsi petani pengumpul bukan penanam.

“Sehingga kita harus tingkatkan sisi produsennya dan kita harus buka sentra-sentra produksi di tempat lain,” tutur Chaidir.

Ia melanjutkan, selain riset ilmu hayati dan keteknikan, dibutuhkan juga riset sosial ekonomi untuk menghasilkan kebijakan dan regulasi bagi intervensi di bidang ekonomi mikro, perdagangan dan kelembagaan dalam bisnis BBOBA.

“Di BRIN semuanya sudah ada, kita tinggal bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pemerintah agar semuanya bisa terselesaikan dengan paripurna. Untuk meningkatkan difusi dan adopsi IPTEK produksi BBOBA dapat digunakan model konsorsium kemitraan qudruple helix yang sudah kita laksanakan sampai saat ini, sehingga meningkatkan mutu BBOBA dan jumlah sentra produksi tanaman obat dan BBOBA,” pungkas Chaidir.

Share14SendTweet9
Previous Post

Sanur Village Festival 2022 Ciptakan Multiplier Effect Bagi Pelaku Parekraf

Next Post

Rinjani Color Run 2022 Dimulai, Diharap dapat Memulihkan Ekonomi Warga Sekitar

Next Post
Rinjani Color Run 2022 Dimulai, Diharap dapat Memulihkan Ekonomi Warga Sekitar

Rinjani Color Run 2022 Dimulai, Diharap dapat Memulihkan Ekonomi Warga Sekitar

Sandiaga Uno: Wisata Sejarah Salah Satu yang Paling Banyak Peminatnya Saat Ini

Sandiaga Uno: Wisata Sejarah Salah Satu yang Paling Banyak Peminatnya Saat Ini

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Presiden RI Joko Widodo Resmikan Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara

Presiden RI Joko Widodo Resmikan Kereta Cepat Pertama di Asia Tenggara

2 October 2023
Libur Panjang, Jasa Marga Catat 772 Ribu Kendaraan Keluar Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Catat 772 Ribu Kendaraan Keluar Jabotabek

2 October 2023
Anak Ketiga Badak Ratu: Secercah Harapan Bagi Kelestarian Badak Sumatera

Anak Ketiga Badak Ratu: Secercah Harapan Bagi Kelestarian Badak Sumatera

2 October 2023
Kementerian PUPR Dukung Pengembangan Ekonomi Perkotaan yang Tangguh Lewat Pembangunan Infrastruktur

Kementerian PUPR Dukung Pengembangan Ekonomi Perkotaan yang Tangguh Lewat Pembangunan Infrastruktur

2 October 2023
Menhub Dukung DP World Dubai dan Maspion Group Bangun Terminal Petikemas di Jatim

Menhub Dukung DP World Dubai dan Maspion Group Bangun Terminal Petikemas di Jatim

2 October 2023

POPULAR

  • Rekrutmen Tenaga Pendamping Desa Disarankan Gunakan Sistem Promosi Intern

    Rekrutmen Tenaga Pendamping Desa Disarankan Gunakan Sistem Promosi Intern

    212 shares
    Share 85 Tweet 53
  • Kemendikbud Benahi Tata Kelola Candi Borobudur

    29 shares
    Share 12 Tweet 7
  • Urgensi Simultansi Environment Social Governance dan Sustainable Development Goals

    72 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Menggali Jejak Sejarah Gedung Lawang Sewu Semarang, Part 1

    124 shares
    Share 50 Tweet 31
  • Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    127 shares
    Share 51 Tweet 32

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.