JAKARTA, KabarSDGs – Plt Kepala Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama (Kemenag) RI, Abu Rokhmad RI menargetkan seluruh guru madrasah mendapatkan pelatihan Kurikulum Merdeka. Akan tetapi, penerapan kurikulum baru di madrasah tersebut dianggap masih piloting.
“Penerapan Kurikulum Merdeka pada madrasah masih berupa piloting dan belum semua menerapkan kurikulum, target tahun depan akan diimplementasikan di seluruh madrasah. Maka seluruh guru madrasah harus terlatih,” ujarnya dalam siaran tertulis Kemenag, Rabu (17/8/2022).
Menurutnya, setiap kebijakan baru mengenai pendidikan dan kurikulum, harus dimaknai sebagai ikhtiar memajukan Pendidikan Nasional.
Rokhmad melanjutkan, mengelola pendidikan membutuhkan kreasi inovasi tiada henti. Oleh karena itu, Kurikulum Merdeka merupakan ikhtiar menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
“Kurikulum ini diciptakan berdasarkan perkembangan-perkembangan ilmu pengetahuan dan juga perkembangan sosial masyarakat yang memang tumbuh dengan sangat cepat,” terangnya.
Oleh karena itu, para guru yang dianggap berada di garda paling depan dalam melaksanakan proses pendidikan dan berhadapan langsung dengan masyarakat, harus terus belajar, terutama terkait kurikulum baru tersebut.
Pihak Kemenag juga memperkenalkan aplikasi PINTAR yang digagas Pusdiklat Tenaga Teknis. Rokhmad menjelaskan, pada aplikasi tersebut, terdapat pelatihan-pelatihan yang mendukung kebutuhan pengembangan SDM guru dan juga pegawai lainnya.
“Nantinya para guru juga akan mendapatkan pelatihan-pelatihan mengenai penerapan implementasi Kurikulum Merdeka ini melalui aplikasi diklat online yang sudah dimiliki oleh pusdiklat teknis, melalui aplikasi PINTAR,” jelasnya.
Rokhmad berpesan, bagi pengelola madrasah untuk melakukan modifikasi dan inovasi yang berkaitan dengan aspek sekolah dengan ciri khas keagamaan.
Sementara itu, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag, Imam Safei menerangkan, seminar ini merupakan bagian dari upaya menjadikan para guru sebagai pembelajar.
“Saya kira dengan terus kita belajar, kita akan mampu merespon isu baru dan kekinian, terutama yang terkait dengan profesi yang kita tekuni,” ujarnya.
Safei menekankan, walaupum hebat dan berjejer gelarnya, kalau para guru berhenti belajar, maka akan tertinggal. Ia mengibaratkan para guru, widyaiswara, dan pengambil kebijakan sebagai powerbank.
“Kita kadang-kadang harus ngecas, kadang-kadang kita harus dicas. Maka perlu adanya pelatihan-pelatihan semacam ini. Ini yang namanya charging akademik,” terang Safei.
Maka dari itu, lanjutnya, Pusdiklat Tenaga Teknis melakukan terobosan dan inovasi melalui aplikasi Pintar (Pusat Informasi Pelatihan dan Pembelajaran). Aplikasi ini berupa MOOC mengenai pelatihan-pelatihan yang menunjang kompetensi pegawai Kemenag.
“Melalui aplikasi Pintar, bapak ibu akan bisa lebih leluasa mengikuti program pelatihan (terkait Kurikulum Merdeka) yang ada di Pusdiklat,” tutup Safei.
Discussion about this post