JAKARTA, KabarSDGs – Sampah merupakan masalah besar di negara Indonesia yang seringkali sulit diatasi. Saat ini pihak BRIN sedang mencari cara terbaik untuk mengubah sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat.
Deputi Kebijakan Pembangunan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito menyebutkan, perlu bagi kita untuk melihat lagi lebih mendalam terkait problem sampah tersebut.
“Mungkin saja ada peluang untuk menjadikan sampah sebagai produk yang bisa dicarikan alternatifnya menjadi produk lain yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomi,” ujarnya dalam siaran terlulis BRIN.
Ia menerangkan, secara sadar atau tidak, setiap harinya masyarakat memproduksi sampah. Akan tetapi, setiap hari volume dari sampah terus saja bertambah, bagaimana upaya pihaknya dan masyarakat agar sampah tersebut menjadi satu wujud yang punya nilai.
Menurutnya, sampah kalau dikelola dengan baik jadi sebuah barang yang menjadi sebuah produk nilai tambah dan memiliki potensi sebagai produk yang bisa dijual bisa disebut sebagai produk ekonomi.
Direktur Utama Indonesia Science Center, Ery Subada mengatakan, sampah-sampah organik tiap harinya mencapai hampir 175 ton per hari.
“Kalau kita kalikan, kita bayangkan dari satu bulan bisa hampir 5,2 juta ton per bulan ini sesuatu yang sangat luar biasa. Permasalahan sampah ini tidak hanya dialami oleh negara kita, tapi hampir di semua negara juga memiliki permasalahan sampah yang sangat luar biasa ini,” ujarnya.
Ia berharap, kedepan ada penemuan teknologi khususnya untuk sampah-sampah organik yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sehingga mempunyai nilai tepat guna dan nilai yang bermanfaat bagi lingkungan dan masyarakat.
Peneliti BRIN, Wahyu Purwanta menerangkan, pengelolaan sampah di Indonesia saat ini masih memiliki banyak tantangan, Wahyu menyampaikan dari 41 juta ton timbunan sampah yang terkumpul dari 149 kota/kabupaten dalam satu tahun, sampah yang berhasil terkelola sebesar 43 persen, maka porsi sampah yang tidak terkelola masih lebih besar daripada sampah yang berhasil dikelola.
“Masih sedikit masyarakat Indonesia yang mempunyai kesadaran untuk memilah sampah mulai dari rumahnya masing-masing. Sebesar 80% masyarakat Indonesia tidak memilah sampah mereka. Hal ini salah satu yang membuat sulit pengelolaan sampah di Indonesia,” ujar Wahyu.
Ia menjelaskan, pemerintah sudah membuat undang-undang mengenai pengelolaan sampah, UU turunannya pun sudah banyak dibuat. Akan tetapu, sampah seringkali tidak menjadi prioritas, anggarannya untuk pengelolaannya pun tidak memadai hal ini juga mempengaruhi kemampuan untuk mengurangi ataupun mengelola sampah.
Discussion about this post