JAKARTA, KabarSDGs – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengajak semua pihak bekerja sama mengawal Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk menerapkan transformasi digital agar berhasil. Transformasi digital menjadi bagian penting dari proses bisnis pelaku usaha saat ini.
“Tidak hanya mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, namun juga mendampingi UMKM untuk terus berinovasi dan bertahan pada ekosistem digital,” kata Teten pada acara Minangkabau Creative Economy Festival, secara daring, Selasa (16/11/2021).
Menurut dia, data menunjukkan ekonomi digital memberikan kontribusi 4% terhadap PDB Indonesia tahun 2020. “Karena itu digitalisasi sangat diperlukan sebagai langkah percepatan pemulihan ekonomi nasional,” kata MenKopUKM.
Berdasarkan kajian yang dilakukan LPEM FEB UI dan Tokopedia menunjukkan pemanfaatan digitalisasi oleh pelaku UMKM telah meningkatkan volume penjualan 7 dari 10 pelaku usaha. Pertumbuhan nilai transaksi terjadi pada berbagai jenis produk, antara lain produk kesehatan mencapai 154%, makanan minuman 106%, dan elektronik mencapai 24%.
Saat ini, sebanyak 16,4 juta atau 25,6% UMKM telah bergabung ekosistem lokapasar daring (idEA, September 2021). Angka ini tumbuh lebih dari 100% sejak pandemi bermula.
Teten mengatakan, pertumbuhan digitalisasi UMKM masih dapat ditingkatkan mengingat jumlah UMKM lebih dari 64 juta pelaku usaha. Pemahaman UMKM terhadap digitalisasi harus lengkap dan utuh sehingga pelaku usaha bertumbuh dan berkembang dan naik kelas.
Menurut MenKopUKM, Rakornas Digitalisasi UMKM baru-baru ini menyimpulkan kunci percepatan transformasi digital adalah literasi digital di samping pemerataan infrastruktur internet di seluruh Indonesia.
Hal ini diperkuat dengan hasil survei KemenKopUKM, UNDP, dan Indosat (2021) yang menunjukkan bahwa cara menarik pelanggan merupakan tantangan yang paling umum dihadapi UMKM (47.4%).
“Namun, sekitar 43% UMKM belum menggunakan platform daring karena kesulitan memahami cara kerjanya,” kata Teten.
Teten meminta agar kolaborasi antar-semua pihak sangat dibutuhkan tidak hanya mendorong UMKM masuk ke ekosistem digital, namun juga mendampingi UMKM untuk terus berinovasi. Daya tahan UMKM perlu diperkuat dengan peningkatan kapasitasnya agar terus adaptif dengan modernisasi.
KemenKopUKM sudah menyiapkan ekosistem usaha hulu-hilir melalui SMESCO (Centre of Excellence). Antara lain, Xpora, Fulfillment Center, SMESCO Hub Timur, SMESCO Labo, Pusat Layanan UKM, Pusat Wastra Nusantara, dan aplikasi siren.id.
Untuk memperluas pemasaran UMKM dilaksanakan program Alokasi 40% Belanja K/L bagi UMKM melalui LPSE dan Bela Pengadaan, PaDi UMKM, Live Shopping, Kampanye BBI, dan Sistem Informasi Ekspor UMKM.
“Dalam melindungi persaingan usaha UMKM, kami meminta salah satu e-commerce (Shopee) untuk menutup 13 jenis produk yang dapat diproduksi UMKM di Tanah Air, dan diupayakan untuk diikuti juga oleh PPMSE lain seperti JD.ID dan Lazada,” kata MenKopUKM.
KemenKopUKM bersama K/L lainnya, kata dia, juga terus berupaya menciptakan regulasi yang kondusif bagi UMKM dalam perdagangan online.”Saya berharap Minangkabau Creative Economy Festival berjalan sukses, memberikan perluasan pasar bagi UMKM, serta menjadi langkah percepatan tranformasi digitalisasi UMKM,” ujar Teten.
Discussion about this post