JAKARTA, KabarSDGs – Salah satu kecakapan di ruang digital ialah menjaga data privasi. Banyak aktivitas digital yang dianggap sepele namun sebenarnya itu membahayakan data privasi untuk keperluan ekonomi. Identitas diri seperti KTP, nama ibu kandung tidak boleh tersebar bebas.
I Gede Putu Krisna Juliharta, Ketua Relawan TIK Provinsi Bali mengatakan, data privasi merupakan hak individu untuk menentukan apakah data pribadi akan dikomunikasikan atau tidak kepada pihak lain. “Kalau ada yang meminta data pribadi harus kritis bertanya, akan diapakan data kita, bagaimana pihak pengelola itu akan melindungi data kita sehingga jangan sampai data-data tersebut bisa dimanfaatkan atau digunakan oleh pihak-pihak yang lain,” katanya dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (8/6).
Menurut Krisna, banyak orang tidak sadar identitas diri merupakan privasi. Padahal data pribadi yang dipegang pihak ketiga berpeluang digunakan dan dimanfaatan oleh pihak lain.
Informasi mengenai diri kita juga yang lain sangat penting untuk disimpan. Seperti nama detail anak-anak itu juga harus disimpan. Kemudian dibatasi informasi aktivitas anak itu menjadi privasi diri mereka juga. Tanggal lahir anggota keluarga juga lebih baik tidak perlu diumbar, sebab jika memang ada yang berniat membuat profil tentang kita akan lebih mudah.
“Dari tanggal lahir keluarga dapat digunakan sebagai password. Bisa jadi ada seseorang yang mengintai kita membuat profil kita untuk tindak kejahatan,” kata Krisna.
Menjaga privasi anak juga sebenarnya merupakan upaya menjauhi anak dari kejahatan di dunia digital. Krisna menyarankan untuk tidak membuat media sosial untuk anak yang masih kecil. Selektif dalam memilih aplikasi, gunakan yang memang disediakan vendor seperti di Playstore atau iStore.
Untuk tetap aman dalam bermedia sosial, sebaiknya tidak mendaftar menggunakan akun Facebook. Biasanya di aplikasi game seringnya mereka meminta untuk mendaftar menggunakan Facebook. Memang lebih mudah namun yang terjadi data di Facebook kita menjadi milik mereka.
“Di Facebook juga suka ada kuis, seperti apa kepribadian kita, jadi apa kita di masa depan atau judul lain yang berbeda-beda. Melibatkan pihak ketiga, sebaiknya tidak diikuti karena mereka akan mengambil data kita di Facebook,” jelasnya.
Tidak lupa juga untuk melakukan pembaruan aplikasi software setiap kali ada pemberitahuan dari pengembang. Mengenai password pun juga ada cara khusus yakni dengan mencampur huruf dan angka. Hati-hati dengan url atau alamat website yang disingkat, agar semakin aman cek website apakah pernah mereka melanggar data pengguna di haveibeenpwned.com.
Discussion about this post