JAKARTA, KabarSDGs – Media sosial kini sudah menjadi kebutuhan masyarakat. Semua orang memiliki akun media sosial dengan berbagai tujuan. Apapun tujuannya, Founder Sobat Cyber Al Akbar Rahmadillah mengatakan, pastikan privasi selalu terjaga. Jangan menuliskan data biodata secara lengkap.
“Dalam memposting kegiatan juga hindari tag tempat dengan detail secara real time. Keamanan akun juga hal ini utama pastikan password akun media sosial tidak mudah ditebak,” ujar Akbar pada Webinar Gerakan Literasi Digital 2021 di Kabupaten Bandung, beberapa hari lalu.
Menurut Akbar, banyak orang memberikan informasi di media sosial. Padahal, warga net seharusnya tidak asal percaya, dengan menyebarkan sembarang tanpa mengecek fakta. Pastikan juga untuk menyebarkan informasi yang berguna, bukan untuk menebar ketakutan atau yang tidak layak dilihat.
Ruang publik yang semakin terbuka tersebut tidak jarang menimbulkan kegaduhan. Akbar menceritakan ada beberapa kasus gara-gara saling ejek di media sosial, dua pemuda bertengkar saling serang dan yang terakhir adalah di pelajar tewas.
“Ini salah satu gambaran bagaimana sosial media menjadi dua mata pisau atau internet itu bisa menjadi baik dan buruk. Di media sosial juga dapat hal baik. Seperti YouTube untuk meningkatkan skill dan edukasi,” jelasnya.
Media sosial juga menjadi tempat meninggalkan jejak digital. Xenia Angelica Wijayanto dari LSPR Communication and Business Institute menjelaskan jejak digital itu bermacam-macam. Sebuah like di media sosial Facebook saja sudah merupakan jejak digital yang menyatakan anda setuju atau menyukai status tersebut.
Xenia membagi cara bagaimana melindungi jejak digital dimulai dari mengetahui apa saja yang akan menjadi jejak digital kita. Postingan, like, berita yang dibagikan hingga komentar di status orang lain. “Kita harus membuat diri kita dinilai baik hanya dengan melihat media sosial kita. Tidak memberikan informasi lengkap dan ketika ingin membagi informasi harus dipastikan kebenarannya.”
Dalam melindungi jejak digital, warga net juga harus menjaga keamanan akun. Sering mengganti password hingga selalu mengontrol pengaturan sistem keamanan akun kita. Konten di media sosial pun memang selayaknya memberikan hal positif sebab itulah jejak digital kita. Loina Perangin Angin dari Mafindo mengajak, warga net Indonesia membuat konten sesuai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
Saling menghormati perbedaan sesuai sila pertama, kesetaraan dengan memperlakukan orang dengan adil manusiawi untuk sila kedua. “Persatuan Indonesia sila ketiga menyadarkan kita untuk mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan,” jelasnya.
Sementara sesuai sila keempat yakni nilai demokratis dengan memberikan kesempatan orang untuk berpendapat dan terakhir membangun ruang digital yang adil bagi seluruh rakyat Indonesia.
Maka diperlukan warga net berpikir kritis, meminimalisir unfollow, block jika ada seseorang yang berbeda pandangan agar tidak terjadi filter bubble. “Filter bubble ialah fenomena penyortiran algoritma setelah kita mem-block orang yang berbeda pendapat. Hal itu membuat timeline kita seragam, akibatnya kemungkinan kita akan berpikiran sempit dan semakin tidak bisa menerima perbedaan,” jelasnya.
Discussion about this post