TANGERANG, KabarSDGs – Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kemenag RI sekaligus anggota Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE-KIM) Eny Retno Yaqut mengapresiasi diresmikannya Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas (PPVD) pertama di Indonesia.
Eny Retno menerangkan, Kementerian Agama siap berkolaborasi dan bersinergi dengan Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas terutama dalam perluasan akses dunia kerja dan pendidikan bagi penyandang disabilitas.
“Selaku Bunda Inklusi Kemenag saya menyambut baik diresmikannya Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas pertama di Indonesia. Ini salah satu media dan jejaring luar biasa yang akan digandeng oleh Kementerian Agama terutama dari sisi pendidikan Islam Inklusinya,” ujar Eny Retno di sela-sela peresmian Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas yang berada di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tengerang, Provinsi Banten, Jumat (17/2/2023).
Ia menjelaskan, hal tersebut karena banyak sekali siswa dan mahasiswa inklusi, baik di madrasah maupun di perguruan tinggi di bawah Kemenag, yang pasca pendidikan tidak mengerti mau ke mana.
“Kalaupun ada siswa dari madrasah kemudian bisa melanjutkan ke perguruan tinggi, itu alhamdulillah. Namun kenyataannya banyak sekali yang tidak tidak melanjutkan. Nah PPVD adalah jawabannya,” imbuh Eny.
Ia melanjutkan, di PPVD penyandang disabilitas akan dilatih sesuai kemampuan, kompetensi dan passion mereka nantinya akan bekerja di mana. PPVD memiliki link dan jejaring kepada instansi, perusahaan, UMKM dan orang-orang yang membuka tangan untuk memperkerjakan penyandang disabilitas.
Ditambah lagi, lanjutnya, dengan Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 mengamanahkan instansi maupun perusahaan yang berada di bawah naungan pemerintah wajib memenuhi kuota dua persen penyerapan tenaga kerja disabilitas dan satu persen untuk perusahaan swasta
Eny mengaku, pihaknya tidak hanya sudah melakukan penjajakan kerja sama dengan PPVD melainkan juga dalam waktu dekat akan turun ke sejumlah provinsi di Indonesia khususnya daerah yang memiliki madrasah dan perguruan tinggi inklusif.
“Kami sudah janjian dengan Mbak Angkie bersama-sama akan turun ke daerah terutama di Yogyakarta dan Jawa Tengah yang sudah memiliki madrasah dan perguruan tinggi inklusif. Semoga ke depan Kemenag bersama Pusat Pelatihan Vokasi Disabilitas memperkuat kerja sama dalam membuka akses dunia kerja bagi penyandang disabilitas untuk bekerja di perusahaan dan UMKM,” pungkasnya.
Discussion about this post