• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
16 Mei 2025
No Result
View All Result
Kabar SDGs
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY KESEHATAN

Pentingnya Menganalisis Masalah Stunting dan Persoalan Sistematis Gizi Buruk

by Arif Kusuma Fadholy
4 Agustus 2022
Pentingnya Menganalisis Masalah Stunting dan Persoalan Sistematis Gizi Buruk
28
SHARES
174
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah menargetkan angka pravelensi stunting sebesar 14 persen pada tahun 2024. Selain melalui kebijakan pemerintah, penurunan prevalensi stunting membutuhkan peran aktif masyarakat dalam hal pola hidup dan asuh anak, terutama para orang tua dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi anak.

Terkait hal tersebut, AJI Jakarta bekerja sama dengan KOPMAS (Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat) menggelar Workshop Kesehatan “Menganalisis Tren Stunting dan Persoalan Sistematis Gizi Buruk” pada Kamis (4/7/2022).

BACA JUGA

Forikan Aceh Berikan 10,8 Ton Ikan Segar ke Warga untuk Tangani Stunting

Forikan Aceh Berikan 10,8 Ton Ikan Segar ke Warga untuk Tangani Stunting

24 Desember 2024
Bank Sumsel Babel Salurkan Bantuan untuk UMKM dan Hadapi Stunting

Bank Sumsel Babel Salurkan Bantuan untuk UMKM dan Hadapi Stunting

20 Desember 2024
Pj Walikota Pontianak Dukung Upaya Indomarco Prismatama Tangani Stunting

Pj Walikota Pontianak Dukung Upaya Indomarco Prismatama Tangani Stunting

4 November 2024

Workshop ini diisi oleh Sekjen KOPMAS (Koalisi Perlindungan Kesehatan Masyarakat) Yuli Supriati, Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (PP IDAI) dr. Piprim Basarah Yanuarso, dan Sekretariat Direktoral Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan RI dr. Siti Nadia Tarmizi.

Yuli Supriati mengatakan, permasalahan terjadinya gizi buruk salah satunya disebabkan oleh ekonomi atau kesejahteraan masyarakat yang masih rendah, serta minimnya edukasi atau pemahaman masyarakat terkait pentingnya mencukupi kebutuhan gizi anak terutama di masa seribu HPK (Hari Pertama Kelahiran).

Pihaknya juga menemukan laporan kasus stunting pada Dinas Kesehatan di beberapa daerah yang tidak sesuai dengan temuan kasus lapangan.

Temuan KOPMAS di Kecamatan Stabat, Langkat, Sumatera Utara, hampir 70% anak di sana mengalami gizi buruk, mengarah ke stunting. Namun, Kepala Dinas Kesehatan Langkat mengeklaim daerah mereka tidak ada kasus stunting atau zero stunting, zero gizi buruk.

“Data hanya sebatas angka dan tidak akurat dengan kondisi lapangan yang terjadi, sehingga tidak ada penanganan berkelanjutan”, ujar Yuli.

Ia juga menyoroti langkah pemerintah menangani stunting yang harus dilakukan secara terpadu dan sistematis. Selain pencegahan stunting yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah harus bersinergi dalam upaya mengambil langkah strategis agar angka prevalensi data stunting menurun.

“Pencegahan dari masyarakat juga harus dilakukan. Namun, saat bicara anak stunting, maka satu-satunya yang diperlukan adalah intervensi, campur tangan pemerintah, dan medis dalam memastikan anak mendapat booster gizi yang cukup”, tegas Yuli

Selain itu, pemenuhan asupan gizi yang optimal juga harus tepat pada peruntukannya. Penanganan khusus terhadap anak stunting perlu melihat kebutuhan dasar nutrisinya yang disesuaikan dengan kondisi sistem metabolismenya.

Sementara itu, dr. Piprim dalam hal ini mengatakan, masyarakat perlu membedakan kebutuhan asupan protein dan kalori pada anak.

“Asam Amino Esensial, sebagai salah satu asupan penting yang harus dikonsumsi anak stunting. Protein hewani yang harus ditingkatkan”, ujarnya.

Dr. Piprim melanjutkan, kampanye media tentang ASI Eksklusif juga penting digaungkan sebagai salah satu langkah pencegahan stunting sehingga masyarakat dapat mengurangi konsumsi produk Krim Kental Manis sebagai penunjang gizi praktis bagi anak.

“Terlebih kandungan Krim Kental Manis dalam High Glycemik Index Food (kandungan indeks glukosa) berdampak pada obesitas atau kardiometabolik yang menyebabkan anak berpotensi stunting,” jelasnya.

Terkait itu, Siti Nadia Tarmizi menanggapi perbedaan antara temuan KOPMAS terkait perbedaan kasus stunting di lapangan dan laporan Dinas Kesehatan.

Ia juga melanjutkan, Kementerian Kesehatan mencoba memperkuat sisi pencatatan dengan sistem surveilans gizi melalui E-PPGBM (Elektronik-Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat).

“Beberapa wilayah yang mengalami disparitas prevalensi stunting yang tinggi terdapat pada tujuh daerah di Indonesia, yaitu NTT, Sulawesi Barat, Aceh, NTB, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat,” ujaranya.

Terhadap wilayah-wilayah tersebut, dr. Nadia mengatakan, pemerintah secara aktif melakukan sweeping dan memonitor kasus melalui posyandu dengan cara penguatan sistem surveilans gizi, pelaksanaan audit stunting, dan Intervensi stunting dengan kebijakan pengelolaan gizi buruk yang terintegrasi.

Share11SendTweet7
Previous Post

Kemkominfo akan Launching 2 Seri Prangko Baru terkait ASEAN Para Games 2022

Next Post

Tidak Membawa Sampah Turun, 53 Pendaki Masuk Daftar Hitam Taman Nasional Gunung Rinjani

Next Post
Tidak Membawa Sampah Turun, 53 Pendaki Masuk Daftar Hitam Taman Nasional Gunung Rinjani

Tidak Membawa Sampah Turun, 53 Pendaki Masuk Daftar Hitam Taman Nasional Gunung Rinjani

Hujan Intensitas Tinggi Landa Kabupaten Banyuasin, 340 Warga Terdampak Banjir

Hujan Intensitas Tinggi Landa Kabupaten Banyuasin, 340 Warga Terdampak Banjir

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Grab Tepis Rumor Isu Merger dengan Gojek

Grab Tepis Rumor Isu Merger dengan Gojek

16 Mei 2025
Prabowo Bertemu PM Albanese di Istana Merdeka Katakan Tetangga Yang Baik

Prabowo Bertemu PM Albanese di Istana Merdeka Katakan Tetangga Yang Baik

16 Mei 2025
Kyochon Indonesia Ala Keyring Byeon Woo Seok Meriahkan Wisata Kuliner Indonesia

Kyochon Indonesia Ala Keyring Byeon Woo Seok Meriahkan Wisata Kuliner Indonesia

16 Mei 2025
Buka Diseminasi GESIT KIAT 2022-2025, Wamen Diana Tekankan Komitmen Bangun Infrastruktur Inklusif

Buka Diseminasi GESIT KIAT 2022-2025, Wamen Diana Tekankan Komitmen Bangun Infrastruktur Inklusif

15 Mei 2025
Kementerian Perhubungan Beri Penghargaan Pelayanan Prima kepada 76 Unit Pelayanan Publik Sektor Transportasi

Kementerian Perhubungan Beri Penghargaan Pelayanan Prima kepada 76 Unit Pelayanan Publik Sektor Transportasi

15 Mei 2025

POPULAR

  • Pantai Karang Potong Cianjur, Objek Wisata Estetik dengan Tiket Terjangkau

    Pantai Karang Potong Cianjur, Objek Wisata Estetik dengan Tiket Terjangkau

    29 shares
    Share 12 Tweet 7
  • Agak Laen Direncanakan di-Remake Jadi Film Korea

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Hujan Sejak Subuh di Samarinda Akibatkan Banjir dan Longsor

    21 shares
    Share 8 Tweet 5
  • Kerja Sama Shopee dan J&T Express Berakhir Setelah Bertahun Lamanya

    107 shares
    Share 43 Tweet 27
  • PLTU Labuhan Angin Dipastikan Segera Beroperasi Normal Pasca Kebakaran

    17 shares
    Share 7 Tweet 4

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.