KabarSDGs – Penelelitian yang terbit di Jurnal Natute Medicine pada Juni 2022, menyatakan virus penyebab Cacar Monyet telah bermutasi jauh lebih cepat daripada biasanya.
Virus Cacar Monyet hingga saat ini telah menginfeksi lebih dari 3.500 orang di 48 negara sejak Mei 2022 lalu. Hal ini diduga lebih menular karena puluhan mutasi baru.
Diketahui, virus Cacar Monyet paling sering ditularkan ke manusia dari hewan pengerat seperti tupai tali Afrika hingga tikus belang yang diyakini merupakan spesies sebagai reservoir utama penyakit ini
Dalam Scient Alert dilaporkan, secara keseluruhan, virus tersebut membawa 50 mutasi baru yang tidak ada pada jenis virus cacar monyet sebelumnya.
Virus orthopoxvirus berasal dari famili dan genus yang sama dengan virus variola penyebab cacar dan biasanya tidak menyebar jauh ke luar Afrika Barat dan Tengah, tempat infeksi menjadi endemik.
Akan tetapi, saat ini virus Cacar Monyet telah menyebar luas di luar Afrika, sehingga mengejutkan para ilmuwan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mempertimbangkan untuk mengklasifikasikannya sebagai darurat kesehatan global.
Strain virus Cacar Monyet diurutkan menjadi dua garis keturunan (clade), yakni clades Afrika Barat dan Congo Basin. Setiap keturunan memiliki tingkat kematian yang berbeda. Tingkat kematian clade Afrika Barat sekitar satu persen, sementara clade Congo Basin menyebabkan 10 persen dari mereka yang terinfeksi kemudian meninggal dunia.
Jumlah mutasi virus meningkat pada tahun 2018. Dipreduksi virus tersebut telah menular di masyarakat pada tingkat rendah. Sejak saat itu, virus tersebut memiliki banyak mutasi baru.
Diperkirakan, virus Cacar Monyet telah menyebar di antara hewan di negara-negara non endemik tanpa disadari selama bertahun-tahun. Selanjutnya tahun 2022 ini menular kembali kepada manusia.
Discussion about this post