BANGKOK, KabarSDGs — Kementerian Kesehatan Thailand menghapus penggunaan jamu untuk pengobatan Covid-19. Disisi lain, menyetujui penggunaan ekstrak tumbuhan herbal untuk mengobati tahap awal Covid-19 sebagai program percontohan di tengah maraknya wabah virus corona di negara Asia Tenggara tersebut.
“Andrographis paniculata, umumnya dikenal sebagai chiretta hijau, salah satunya yang disetujui — berfungsi sebagai pengobatan alternatif untuk mengurangi keparahan wabah dan memangkas biaya pengobatan,” kata Kementerian Kesehatan dalam sebuah pernyataan resminya, Rabu (30/12/2020).
Pengobatan herbal akan dilakukan secara sukarela bagi mereka yang berada dalam kelompok usia 18-60 tahun dengan gejala ringan dan harus dilakukan dalam waktu 72 jam setelah konfirmasi infeksi.
Ekstrak dari tanaman tersebut, yang dikenal sebagai “fah talai jone” dalam bahasa Thailand, dapat menghambat virus dan mengurangi peradangan, kata kementerian tersebut, mengutip penelitian.
Uji coba pada manusia menunjukkan kondisi pasien membaik dalam tiga hari setelah pengobatan tanpa efek samping yang diberikan dalam 72 jam setelah dinyatakan positif.
Secara terpisah, Badan Pengawas Obat dan Makanan Thailand mengatakan siap mendaftarkan orang untuk menerima vaksin Covid-19. FDA telah membuka jalur khusus untuk pendaftaran guna memastikan proses yang cepat.
Thailand melaporkan 250 kasus baru hingga Rabu 30/12/2020) sehingga total pasien Covid-19 positif di negara tersebut hampir 7.000.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan, tingkat peningkatan penularan lokal mengkhawatirkan dan mendesak orang untuk tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.
Pemerintah juga telah melarang pertemuan besar di daerah berisiko tinggi, kata Dr Taweesilp Witsanuyotin, juru bicara pusat penanganan Covid-19 nasional. STRAITSTIMES | ABU HUMAIRA
Discussion about this post