JAKARTA, KabarSDGs – Data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2020 menunjukkan proporsi usia produktif yaitu 15-64 tahun, mencapai 70,72 persen. Hal ini menandakan Indonesia masih berada dalam periode bonus demografi, di mana jumlah orang usia produktif lebih tinggi daripada mereka yang tidak produktif. BPS memprediksi pada tahun 2045, jumlah lansia akan mencapai 19,9 persen.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Kependudukan BRIN, Sri Hartini mengatakan, sumber data yang sangat berharga adalah Data hasil Sensus Penduduk Long Form, terutama dalam perencanaan pembangunan di berbagai sektor dan bidang di Indonesia.
“Sebagai lembaga riset dan inovasi, BRIN memiliki kepentingan dan tugas untuk memanfaatkan serta menggali data yang telah dikumpulkan oleh BPS. Hasil kajian ini akan membantu dalam mengarahkan kebijakan di berbagai bidang di Indonesia,” jelas Sri Hartini pada hari Senin (22/05/2023).
Menurut Sri Hartini, salah satu contoh program antisipasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah program pencegahan stunting. Program ini merupakan salah satu program inti pembangunan manusia di Indonesia, di mana partisipasi dari semua pihak diperlukan untuk mengurangi angka stunting.
“Ini adalah salah satu program pembangunan manusia sejak dini yang dihadapi Indonesia dalam menghadapi tantangan pembangunan manusia maju pada tahun 2045. Angka stunting harus ditekan sekecil mungkin,” tutur Sri.
Ia melanjutkan, data sensus penduduk mencakup semua karakteristik dan variabel demografi, termasuk usia. Usia berkaitan dengan semua target program intervensi pembangunan di Indonesia.
“Ketika dihubungkan dengan optimalisasi, kita dapat mengaitkannya dengan kapasitas atau daya dukung lingkungan dan wilayah. Daya dukung ini tidak hanya mencakup infrastruktur, tetapi juga aspek sosial dan ekonomi, apakah dapat memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah tersebut. Jika daya dukung seimbang dengan jumlah penduduknya, secara teori penduduk akan sejahtera,” jelas Sri.
Terkait dengan strategi untuk menghadapi bonus demografi, Sri menjelaskan, para peneliti BRIN perlu melakukan riset dan merumuskan kebijakan untuk mengatasi efek samping dari bonus demografi produktif yang sedang dialami saat ini.
“Hal ini dikarenakan dalam 15-20 tahun ke depan, Indonesia akan mengalami bonus demografi lansia,” pungkas Sri Hartini.
Discussion about this post