JAKARTA, KabarSDGs – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) telah melakukan penelitian terkait High Temperature Reactor (HTR), dimulai dari desain hingga pengembangannya.
Kepala Pusat Riset Teknologi Daur Bahan Bakar Nuklir dan Limbah Radioaktif (PRTDBBNLR), Syaiful Bakhri mewakili menyampaikan, energi nuklir akan berkontribusi untuk kebutuhan energi di Indonesia. Menurutnya, teknologi High Temperature Reactor (HTR) berpotensi memenuhi kebutuhan tersebut, karena compact side dan juga memiliki efisiensi yang tinggi.
“HTR memiliki kemampuan beroperasi dalam suhu tinggi, sehingga dapat dijadikan pilihan bagi generasi mendatang untuk menyediakan energi bersih dan andal. HTR juga menghasilkan energi panas yang dapat digunakan untuk industri,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Syaiful menjelaskan, tentang capaian penelitian High Temperatur Gas Cooled Reactor (HTGR) di Indonesia yang telah dilakukan dari tahun 2015 hingga 2020.
“Kami juga memiliki penelitian Reaktor Daya Eksperimental (RDE red.) dengan daya 10 MWth. RDE adalah reaktor nuklir tipe HTGR yang dapat digunakan untuk pembangkit listrik, pembangkit panas dan untuk memproduksi hydrogen,” terangnya.
Syaiful juga memberikan gambaran tentang penelitian teknologi reaktor di Indonesia. Menurutnya reaktor nuklir yang dapat dikembangkan di wilayah Sumatera, Jawa, dan Bali adalah reaktor nuklir dengan skala besar. Sedangkan untuk daerah di bagian timur Indonesia adalah reaktor bertipe Small Modular Reactor (SMR).
“Berdasarkan target Net Zero Emission yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 2021, energi nuklir diprediksi akan berkontribusi bagi kebutuhan energi di Indonesia sekitar 5 – 7 GW pada tahun 2049 dan 35 GW pada tahun 2060. Perlu kerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mewujudkannya,” pungkas Syaiful.
Discussion about this post