JAKARTA, KabarSDGs – Salah satu masalah yang diangkat dan didalami oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah kondisi pangan nasional. Deputi Bidang Kebijakan Pembangunan BRIN, Mego Pinandito menerangkan pihaknya mencoba melihat kembali, bagaimana sebetulnya hal-hal yang terkait dengan ketahanan pangan, kemandirian pangan, dan kedaulatan pangan nasional.
Mego menjelaskan, tentunya berdasarkan UU Pangan No. 18 tahun 2012 menyebutkan prinsip atau asas penyelenggaraan pangan di Indonesia. Ia meneruskan, disebutkan juga pada tujuan SDGs nomor dua yaitu untuk mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan, memperbaikin nutrisi, dan mempromosikan pertanian berkelanjutan.
“Hal lainnya, kita bisa memperhatikan bagaimana sebetulnya keterkaitan antara pandemi Covid-19 yg lalu, krisis pangan, dan konflik di Eropa yang membawa satu dampak, kepada masalah pangan dan energi,” ujarnya dalam acara Bincang Pembangunan Seri XII, yang mengusung tema Tantangan dan Upaya Pencapaian Kedaulatan dan Kemandirian Pangan Nasional, di Kampus BRIN Kawasan Gatot Subroto Jakarta, pada Senin (5/12).
Oleh karena itu, lanjut Mego, mengajak semua pihak untuk mewujudkan ketahanan pangan, tidak hanya secara nasional tapi juga internasional. Menurutnya, ini menjadi satu momentum penting, untuk memperkuat kembali kedaulatan pangan Indonesia.
“Di dalam KTT G20 juga, ditegaskan beberapa komitmen untuk memanfaatkan semua perangkat kebijakan. Sistem pangan nasional yang berkelanjutan, mewujudkan berbagai kebijakan regulasi. Melakukan tata kelola pembangunan pertanian, yang berorientasi pada kedaulatan pangan,” tuturnya.
Mego menerangkan, tantangan lainnya yang harus iperharikan yaitu dampak perubahan iklim yang semakin berat, tarik menarik kepentingan komoditas yang sama untuk energi dan pangan. Tata kelola lahan dan perubahan-perubahannya, yang juga menimbulkan tarik menarik penggunaannya untuk pertanian dan energi.
“Hal inilah yang perlu kita perkuat kembali melalui kerja sama K/L, memperkuat aktivitas riset, dan inovasi teknologi bersama pemerintah, swasta, perguruan tinggi, industri, LSM dan masyarakat. Bersama-sama, memperkuat arah pembangunan menuju pengembangan pertanian,” tegasnya.
Mego juga membeberkan, diperlukan juga diversivikasi dan pengembangan pangan kearifan lokal. Mengoptimalkan lahan-lahan produktif yang lebih baik, melakukan inovasi di bidang pertanian, dan pangan yang berkelanjutan. Menurutnya, beberapa hal penting inilah yang menjadi aspek pembahasan pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan, dalam Bincang Pembangunan Seri XII kali ini.
“Tentunya kami berharap, kegiatan ini menjadi media bagi semuanya, untuk memahami problematika, dan isu-isu strategis yang saling terkait. Diskusi ini menjadi kesempatan kita, untuk mendengarkan masukan dari narasumber dan keynote speech, yang akan menjadi satu rumusan bagi rekomendasi kebijakan, yang dikeluarkan oleh BRIN kepada pemerintah” pungkas Mego.
Discussion about this post