JAKARTA, KabarSDGs – Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub anggarkan subsidi Angkutan Jalan Perintis senilai Rp125 miliar, tahun ini. Dana itu digunakan untuk memberikan layanan transportasi yang aman dan nyaman kepada masyarakat, khususnya yang di pelosok Indonesia.
Direktur Angkutan Jalan Kemenhub Suharto menjelaskan, program ini sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 73 Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Subsidi Angkutan Jalan Perintis (Pengganti KM 60 Tahun 2007 Tentang Pemberian Subsidi Angkutan Umum Di Jalan).
Selain itu ada juga Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor KP-DRJD 630 Tahun 2022 Tentang Pedoman Teknis Pemberian Subsidi Berupa Bantuan Biaya Operasional Angkutan Jalan Perintis.
Kebijakan prioritas pengembangan angkutan jalan perintis diutamakan kepada perbatasan negara, sarana angkutan sekolah, daerah pasca bencana, daerah terisolir atau belum berkembang, kawasan transmigrasi dan untuk moda angkutan perlintasan lainnya.
“Untuk program ini Pemerintah menyiapkan anggaran sebesar Rp.125.159.942.000. Dengan Realisasi hingga Bulan April Rp.38.964.488.775, Prosentase Realisasi sebesar 31,19%,” kata Suharto, kepada KabarSDGs, Jumat (23/9).
Ia juga mengatakan, bahwa untuk kriteria pemberian subsidinya adalah menghubungkan wilayah terisolir, belum berkembang atau wilayah perbatasan dengan kawasan perkotaan yang belum ada pelayanan angkutan umum dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Lalu wilayah perbatasan dan/atau wilayah lainnya yang karena pertimbangan aspek sosial politik harus dilayani. Kemudian melayani daerah-daerah potensial (daerah transmigrasi) dengan kawasan perkotaan.
Selain itu, Suharto menambahkan bahwa kriteria untuk memperoleh subsidi ini adalah sebagai stabilisator pada suatu daerah tertentu atau angkutan pelajar dan mahasiswa dengan tarif yang lebih rendah dari tarif yang berlaku dan memberikan pelayanan angkutan umum yang terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya rendah.
Subsidi operasional keperintisan angkutan jalan tahun 2022 hingga bulan Juli lalu adalah dilaksanakan sebanyak 338 trayek dengan jumlah 597 kendaraan di 32 Provinsi. Dimana jaringan trayek terbanyak adalah di Papua yaitu sebanyak 50 trayek dengan 67 kendaraan.
“Lalu ada yang juga mendapat perhatian adalah di Nusa Tenggara Timur yaitu sebanyak 37 trayek dan 45 kendaraan,” katanya.
Tren Pertumbuhan Positif
Suharto mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan angkutan perintis ini dari awal dioperasikan sejak tahun 2015 mengalami tren yang positif. Rata-rata prosentase pertumbuhan jaringan trayek Angkutan Jalan Perintis sejak Tahun 2015 hingga Tahun 2021 sebesar 6,54%, dengan rata-rata pertumbuhan anggaran sebesar 4,88%.
“Untuk jumlah trayeknya juga mengalami peningkatan dari 217 trayek di 2015, 245 trayek di tahun 2016, 291 trayek di tahun 2017, 296 trayek di tahun 2018, 307 trayek di tahun 2019, 327 trayek di tahun 2020, 324 trayek di tahun 2021 dan 338 trayek di tahun 2022,” tutupnya.
Discussion about this post