JAKARTA, KabarSDGs — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan ada 16 provinsi di Tanah Air berpotensi terjadi hujan dengan intensitas sedang-lebat mulai Jumat (14/5/2021) hingga esok hari, Sabtu (15/5/2021).
Ke-16 provinsi itu, meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Kepulauan Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, Banten, Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara.
BMKG mengelurakan status ‘waspada’ bagi ke-16 Provinsi tersebut dalam kaitan adanya potensi terjadinya banjir, banjir bandang dan tanah longsor yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
“Dengan melihat dari hasil laporan prakiraan cuaca tersebut, BNPB mengimbau seluruh pemangku kebijakan di daerah baik tingkat Gubernur hingga RT dan RW serta masyarakat untuk waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, banjir bandang dan tanah longsor,” ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Dr. Raditya Jati di Jakarta, Jumat (14/5/2021).
Dalam hal ini, diharapkan masyarakat secara mandiri juga dapat mengakses informasi peringatan dini cuaca hingga tingkat kecamatan melalui aplikasi InfoBMKG.
Sementara itu, di hari pertama Idul Fitri 1442 Hijriyah — sedikitnya lima kabupaten di Indonesia dilanda banjir dan tanah longsor di hari pertama Idul Fitri 1442 H, meliputi Kabupaten Simalungun di Sumatera Utara, Kabupaten Tanah Bumbu dan Hulu Sungai Tengah di Kalimantan Selatan, dan Kabupaten Kapuas Hulu di Kalimantan Barat serta Kabupaten Wajo di Sulawesi Selatan.
Data yang dihimpun Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Jumat (14/5), dari informasi dari tiap-tiap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terdampak menyebutkan rata-rata bencana tersebut terjadi setelah sebelumnya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat melanda masing-masing daerah dan memicu luapan beberapa daerah aliran sungai (DAS).
“Banjir yang diakibatkan meluapnya DAS Santui telah berdampak pada 543 jiwa atau 135 KK dan telah memaksa sedikitnya 98 jiwa atau 27 KK mengungsi ke tempat yang lebih aman,” ujar Raditya.
Adapun kerugian materil yang dilaporkan meliputi 555 unit rumah terdampak, 55 hektar lahan pertanian siap panen terdampak dan ketinggian air berkisar antara 100-150 sentimeter.
Hingga laporan yang diterima sampai hari ini, Jumat (14/5) pukul 08.00 WIB, banjir belum surut dan cuaca di wilayah dilaporkan mendung dan berpotensi hujan, ujarnya.
Banjir dan longsor di Kabupaten Simalungun dilaporkan terjadi di dua kelurahan yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Girsang Sinpangan Bolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
BPBD Kabupaten Simalungun telah melakukan asesmen untuk penanganan lebih lanjut dan membantu pembersihan material longsor. Sementara itu, kerugian materil dan korban jiwa masih dalam proses pendataan.
Raditya mengatakan, BPBD Kabupaten Tanah Bumbu telah melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instansi terkait dan bersama tim gabungan juga melakukan evakuasi para warga terdampak banjir.
Berdasarkan laporan yang dihimpun dari Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan, sedikitnya ada enam desa di Kecamatan Haruyan yang terdampak banjir dari meluapnya DAS Haruyan. Keenam desa tersebut meliputi Desa Haruyan Seberang, Desa Haruyan, Desa Lok Buntar, Desa Pengambau Hilir Dalam, Desa Pengambau Hilir Luar dan Desa Mangunang.
Dalam peristiwa tersebut sedikitnya ada 629 KK yang terdampak oleh banjir dengan Tinggi Muka Air 25-30 sentimeter.
Berdasarkan laporan terkini, banjir telah surut dan cuaca berawan. Beberapa warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke rumah masing-masing dan membersihkan sisa material lumpur akibat banjir.
Menurut dia, BPBD Kabupaten Hulu Sungai Tengah telah melakukan kaji cepat dan koordinasi dengan lintas instansi serta mengimbau masyarakat agar selalu waspada dengan potensi terjadinya banjir susulan akibat faktor cuaca.
Selanjutnya, laporan yang di terima dari BPBD Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, ada empat desa di Kecamatan Badau terdampak banjir dengan TMA 50-100 sentimeter akibat luapan DAS Badau. Keempat desa tersebut meliputi Desa Badau, Desa Janting, Desa Pulau Majang dan Desa Seriang.
Sementara itu, BPBD Kabupaten Kapuas Hulu hingga saat ini terus melakukan kaji cepat dan berkoordinasi dengan instans terkait guna percepatan penanganan bencana banjir. Banjir dilaporkan berangsur surut di wilayah hulu sungai dan cuaca terpantau berawan.
Berikutnya meluapnya debit air di Bendung Awo dan Sungai Bulete menyebabkan tiga kelurahan di Kecamatan Pitumpanua, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan terendam banjir dengan TMA hingga 170 sentimeter. Tiga kelurahan tersebut adalah Kelurahan Tabarakka, Kelurahan Benteng dan Kelurahan Bulete.
BPBD Kabupaten Wajo melaporkan banjir tersebut telah berdampak pada 1.700 jiwa atau 890 KK. Kerugian materil yang dihimpun meliputi 686 unit rumah terdampak, 3 unit gedung sekolah terdampak, 2 masjid terendam, ruas jalan sepanjang 6 kilometer terendam, 310 hektar sawah terendam dan 20 hektar kebun turut terendam banjir.
Discussion about this post