BANTEN, KabarSDGs — Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan pengembangan infrastruktur di kawasan ekonomi khusus (KEK) Tanjung Lesung, Banten akan mendongkrak kinerja sektor pariwisata dan ekonomi kreatif secara keseluruhan.
“KEK Tanjung Lesung salah satu KEK Pariwisata pertama yang menggabungkan semangat optimisme bahwa pariwisata dan ekonomi kreatif akan bangkit, dengan menghadirkan berbagai event menarik,” jelas Sandi saat kunjungan kerja ke KEK Tanjung Lesung, Banten, Selasa (6/4/2021).
Selain itu, katanya, membuka peluang melalui inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dengan mendorong UMKM untuk masuk ke dalam ekosistem digital. Desa wisata ikut terlibat dalam pengembangan kawasan ini, dan pada wisata minat khusus yang dihadirkan di kawasan ini, seperti sport tourism dan eco-tourism.
“Serasa terbayar lelahnya ketika melihat pemandangan laut di Tanjung Lesung yang indah. Karenanya, saya mengapresiasi dan mendukung PT. Banten West Java dalam pengembangan jalan tol Serang-Panimbang. Ini sesuai dengan konsep tren baru wisata yaitu localize, karena wisatawan akan lebih memilih destinasi yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat tinggalnya. Banten salah satu tujuan wisata yang dekat dengan wilayah Jabodetabek,” ujar Menparekraf Sandiaga.
KEK Tanjung Lesung ini KEK Pariwisata pertama dari 10 KEK di Indonesia yang diresmikan Presiden Jokowi dan mulai beroperasi sejak Februari 2015. Presiden Jokowi langsung menargetkan untuk mempercepat aksesibilitas dari Jakarta ke Tanjung Lesung dengan membangun jalan tol baru Serang-Panimbang sepanjang 84 km.
Seksi I direncanakan beroperasi pada pertengahan 2021 dengan jalan tol sepanjang 26 km dan diproyeksikan pada 2022 jalan tol tersebut sudah dibuka hingga Panimbang. Jadi dari Jakarta ke Tanjung Lesung diperkirakan hanya ditempuh selama 2 jam perjalanan.
Selain jalan tol Serang-Panimbang, dibutuhkan juga jalan penunjang lainnya, sehingga kawasan wisata seperti ke Anyer, Baduy, dan Desa Cikeusik bisa terintegrasi. Jadi tidak hanya point to point, tapi juga harus melakukan pendekatan yang lebih holistik, karena infrastruktur itu harus berkeadilan bagi seluruh lapisan masyarakat.
KEK Tanjung Lesung sendiri memiliki luas area 1.500 hektare dengan potensi pariwisata yang beragam, antara lain keindahan alam pantai, keragaman flora dan fauna, serta kekayaan budaya yang eksotis. Selain itu, atraksi wisata yang ditawarkan adalah jetski, banana atau donut boat, naik stand up paddle board, snorkeling, diving, mancing, bersepeda, ATV, golf, dan wisata kuliner.
Diproyeksikan KEK Tanjung Lesung mampu menarik investasi sebesar Rp 92,4 triliun dan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak 85.000 orang hingga tahun 2025.
Pengembangan dan penguatan kapasitas SDM di bidang kepariwisataan dan ekonomi kreatif juga harus menjadi target prioritas dalam upaya pemulihan ekonomi yang saat ini terus digalakan oleh pemerintah. Program scaling up SDM meliputi pemberian training, workshop, hingga program padat karya bagi masyarakat setempat di kawasan Tanjung Lesung.
“Saya harap kita semua, baik pemerintah, pihak swasta, serta komunitas dapat bersinergi untuk membantu mempercepat pemulihan sektor pariwisata dan bersama-sama mewujudkan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan, khususnya di KEK Tanjung Lesung,” ujar Sandiaga.
Direktur Utama PT. Banten West Java, Poernomo Siswoprasetijo, berharap kawasan Tanjung Lesung mampu menjadi lokomotif pariwisata di Provinsi Banten. Jadi atraksi wisata yang dekat dengan KEK seperti Gunung Krakatau, Ujung Kulon, Banten Lama, dan Baduy juga memperoleh manfaatnya.
“Sudah ada beberapa investor yang berkomitmen untuk pengembangan KEK Tanjung Lesung, seperti Faunaland dari Group Mercure, Golf dan juga ada beberapa support dari pemerintah untuk pelaku UMKM, yang kita harapkan juga bisa menjadi bagian dari pengembangan pariwisata di kawasan Tanjung Lesung,” kata Poernomo.
Discussion about this post