Jakarta, KabarSDGS – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menilai industri gim di Indonesia tumbuh selama pandemi Covid-19. Pertumbuhan ini menjadi penanda positif bagi industri kreatif digital di tengah krisis yang melanda dunia.
“Pangsa pasar industri gim terus menunjukkan peningkatan sepanjang 2017-2019. Skala usahanya juga meningkat,” kata Koordinator Business Matchmaking Direktorat Ekonomi Digital Kominfo Luat Sihombing dalam acara webinar, Sabtu (13/3).
Berdasarkan data Forum Ekonomi Dunia (WEF), pasar video gim dunia diperkirakan mencapai USD 159 miliar pada 2020. Nilai tersebut sekitar empat kali lipat pendapatan box office (USD 43 miliar pada 2019) dan tiga kali lipat pendapatan industri musik (USD 57 miliar pada 2019). Pangsa pasar terbesar berasal dari Asia-Pasifik.
Sementara, menurut laporan Global Market Games Reports 2020, Newzoo, perusahaan riset pasar dan konsultan bisnis gim dan E-Sports (olahraga elektronik), menyebut Indonesia menjadi salah satu negara terbesar pengguna gim di pasar Asia Tenggara. Penghasilan industri gim di Indonesia pada 2019 mencapai USD 1,1 miliar.
Meski menunjukkan pertumbuhan, tidak bisa dipungkiri upaya optimalisasi industri gim masih sangat dibutuhkan untuk mendorong perkembangan ekonomi dalam negeri. Luat berharap masyarakat, khususnya generasi milenial dan generasi Z, berpartisipasi aktif. Dua generasi ini merupakan kalangan yang dominan memainkan gim.
“Yang menjadi tantangan, kalau ingin menjadi pelaku industri (gim), kita harus tahu gim itu tidak hanya untuk entertain,” ujarnya.
Pemerintah, dalam hal ini Kominfo, sudah menyiapkan sejumlah program khusus. Pada awal pandemi Covid-19, Luat menjelaskan, pemerintah meluncurkan “Ayo Bikin Gim di Rumah” yang diikuti lebih dari 100 peserta.
Kominfo bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Asosiasi Game Indonesia (AGI) juga melakukan riset mengenai kondisi pelaku produksi gim di Tanah Air. Hasil riset akan diluncurkan pada tahun ini.
Luat percaya Indonesia memiliki potensi besar di industri gim. Selain jumlah penduduk banyak, pemerintah terus menggenjot pengembangan internet. Saat ini, penetrasi internet masih terpusat di wilayah Jawa. “Kalau internet sudah merata, masih banyak yang bisa disasar. Jadi pengembang gim tidak perlu khawatir,” tuturnya.
Anggota Komisi 1 DPR RI, Rizki Natakusumah menilai, pemerataan akses internet menjadi salah satu hal yang perlu dilakukan untuk menumbuhkan industri gim. Pemerintah juga perlu mengubah paradigma masyarakat. Indonesia tidak boleh hanya menjadi konsumen.
“Kita juga harus menjadi kreator. Salah satu yang harus diubah adalah beradaptasi dengan pola pikir orangtua. Jauhkan stigma bermain gim itu buruk,” kata Rizki.
CEO GGWP.id, Ricky Setiawan mengatakan, Indonesia memiliki 44,2 juta pemain gim e-sport. Jumlah ini diyakini akan mengalami pertumbuhan mencapai 37 persen dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
“Usia (pemain) kebanyakan 13-24 tahun. Bagi yang di bawah 13 tahun enggan main gim e-sports karena terlalu kompleks dan ribet. E-sports bukan hanya membutuhkan keterampilan main gim, tapi juga bersosialisasi yang baik, bekerja sama dengan tim,” katanya.
Discussion about this post