Jakarta, KabarSDGs-Pariwisata nasional masih membutuh dukungan sektor pembiayaan dalam pengembangannya. Pasalnya pemerintah menargetkan tahun ini sektor pariwisata kembali pulih ditengah pandemi Covid-19.
Sekretaris Perusahaan PT Sarana Multigriya Finansial Bonai Subiatko mengatakan, untuk mendukung bangkitnya pariwisata tanah air, pihaknya telah menginisasi program Pembiyaan Homestay. Program ini diperuntukan bagi masyarakat di desa wisata.
Dalam proram ini SMF bermitra dengan stakeholder antaralain dengan kementrian pariwisata lewat deputi bidang indutri dan investasi. Pihkanya juga sudah melakukan penandatangan MOU dan PKS dengan Kemenparekraf untuk kerjasma dalam pembiayaan homestay, dimana dalam penyalurannya SMF bekerjasama dengan BUMDES.
“Untuk program ini tentunya ditujukan untuk desa wisata yang sudah memiliki Homestay dan telah beroperasi dengan baik dan punya rencana penembangan,” ujar dia, dalam diskusi Forwada bertajuk “Membangkitkan Optimisme Industri Pariwista Nusantara,” di Jakarta, Kamis (4/3).
Sementara, Bupati Kabupaten Gunung Kidul, Sunaryanta menuturkan pihaknya saat ini tengah mengembangkan sport tourism untuk meningkatkan kunjungan wisatawan baik asing maupun domestik. Menurutnya, pengembangan sport tourism di Gunung Kidul tidak terlepas dari banyaknya objek wisata di wilayahnya. Penggarapan sport tourism ini dilakuan dengan melibatkan komunitas dan Pokdarwis dan pihak swasta.
Beberapa event sport tourism yang sudah dan akan terus dikebangkan antara lain, Beach Volley, Marathon Internasional, Paralayang internasional, MX GP Series, Tour the Gunung Kidul dan Yoga Vestifa.
“Kita berharap ada efek berantai dari dilaksanakannya sport tourism berskala internasional, dan ini pasti akan melibatkan berbagai stakeholder lainnya seperti hotel dan homestay, yang sejak sekarang ini kita telah mulai siapkan. Semoga setelah pandemic ini segera terwujud,” ucapnya.
Pelaku usaha pariwisata, Irvan Muthalib mengaku sangat optimis pariwisata Indonesia akan bangkit kembali, terutama setalah adanya program vaksinasi Covid-19 yang dilakukan pemerintah.
Founder & CEO Halttravel ini juga mengajak seluruh insan pariwisata untuk tetap optimis seraya berharap bantuan dari media massa untuk terus menggaungkan Indonesia punya objek wisata yang tidak kalah dari luar negeri.
Sementara Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP menyebutkan sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi termasuk ekonomi kreatif pihaknya telah menginisiasi Program #TAYTB Women Warriors yang menghadirkan solusi menyeluruh untuk mendukung perempuan Indonesia menjalankan dan mengembangkan bisnisnya dengan maksimal.
Menurutnya, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara dengan basis pengusaha perempuan terbesar di dunia di mana data dari Bank Indonesia menyebutkan bahwa lebih dari 60 persen dari total 57,83 juta UMKM Indonesia dijalankan oleh pengusaha perempuan.
Solusi yang didapat dari Program #TAYTB Women Warriors antara lain; Manage yakni layanan perbankan yang memungkinkan pengusaha perempuan untuk mengatur keuangan baik pribadi dan bisnis dengan mudah, aman dan nyaman, kapan saja dan dimana saja.
Grow atau solusi keuangan dan non keuangan (beyond banking) untuk mendukung bisnis yang memungkinkan pengusaha perempuan mengembangkan dana pribadi maupun bisnisnya.
Sedangkan Live berupa dukungan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas diri dengan membangun komunitas usaha, penyediaan program edukasi sehingga mereka dapat menikmati hidup sekaligus memberi dampak bagi perekonomian Indonesia.
“Pprogram #TAYTB Women Warriors ini selaras dengan komitmen Bank OCBC NISP untuk menjalankan layanan perbankan yang bertanggung jawab. Dengan solusi yang lebih dari sekedar dukungan finansial,” ujarnya.
Dia berharap program #TAYTB Women Warriors dapat menjawab tantangan yang dihadapi pengusaha perempuan dan turut mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia secara berkelanjutan.
Discussion about this post