JAKARTA, KabarSDGs — Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) gandeng pihak swasta untuk meningkatkan proses belajar mengaar, khususnya pengadaan modul pendidikan jarak jauh (PJJ) bagi siswa dan guru sekolah dasar (SD) serta orangtua siswa, terutama di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
“PJJ suatu adaptasi yang mau tidak mau diselenggarakan di masa pandemi. Meskipun ia menyadari, tidak semua wilayah di Indonesia terjangkau teknologi, terutama di daerah 3T,” jelas Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Dasar, dan Menengah (Sesditjen Paudasmen) Sutanto pada seremoni penandatanganan yang diselenggarakan secara daring, Rabu (3/3/2021) terkait Pemberian Modul Pendidikan Jarak Jauh Luar Jaringan Jenjang Sekolah Dasar Bagi Siswa, Guru, dan Orang Tua yang akan didistribusikan di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Ia menilai, banyak daerah masih kurang tersentuh teknologi dan infrastruktur, sehingga masih terkendala dalam pelaksanaan PJJ. Untuk mengatasi hal tersebut, Kemendikbud telah menyediakan bantuan bahan ajar berbentuk elektronik agar dapat diunduh. Selain itu, khusus untuk wilayah yang masih mengalami keterbatasan infrastruktur, Kemendikbud juga menyiapkan modul bentuk fisik yang dapat dipakai belajar di daerah tanpa listrik.
Sementara itu, Direktur Sekolah Dasar, Ditjen Pauddasmen, Sri Wahyuni, mengonfirmasi salah satu daerah yang mengalami kesulitan PJJ daring adalah Kabupaten Belu di Provinsi NTT.
“Kabupaten Belu belum terjangkau listrik dan jaringan internet. Terdapat empat ribu lebih siswa yang tersebar di 12 kecamatan yang tidak dapat mengakses PJJ. Sementara, PJJ luring membutuhkan modul pembelajaran yang sesuai bagi siswa, guru, dan orang tua,” jelas Sri pada laporannya.
Menjawab kebutuhan tersebut, Vice President General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto menguraikan Danone telah menggandakan sebanyak 33.480 buah modul pembelajaran untuk pendidikan jenjang SD bagi peserta didik, guru, dan orang tua dan akan didistribusikan untuk 12 kecamatan yang ada di Kabupaten Belu, Provinsi NTT.
Selain itu, Danone Indonesia juga memperkaya program edukasi dengan memberikan materi tambahan untuk anak-anak, guru dan orang tua, yang mencakup tema: hidrasi sehat, pengembangan potensi peserta didik, gizi seimbang, dan pengolahan sampah.
Setditjen Paudasmen, Sutanto memberikan apresiasi yang sangat tinggi kepada Danone Indonesia yang telah memfasilitasi penyediaan modul pembelajaran terutama di daerah NTT untuk siswa, orang tua, dan guru-guru.
“Modul ini sangat bermanfaat bagi anak-anak kita di sana. Kami juga berharap, pemberian modul semacam ini dapat diperluas ke daerah dan untuk jenjang lainnya,” harap Sutanto.
“Mengingat, jenjang SD menjadi yang paling terdampak akibat pelaksanaan PJJ. Jumlah SD cukup banyak, dan kemampuan masing-masing satuan pendidikan itu beragan, maka butuh pendampingan,” kata Sri.
Discussion about this post