JAKARTA, KabarSDGs – Sebanyak 333 KK atau 1.109 jiwa terdampak di kawasan tersebut atau sekitar 23 RT (8 RW). Berdasarkan perkembangan pada pukul 14.00 WIB, jumlah warga mengungsi berjumlah 1.222 jiwa, dengan rincian dewasa 918 jiwa, remaja 151, balita 89 dan lansia 64, Sabtu (20/2/2021).
Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BNPB melaporkan kejadian banjir pada Sabtu (20/2), pukul 15.00 WIB, di Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Kota Jakarta Timur, menyatakan warga yang mengungsi tersebar di beberapa titik, seperti fasilitas tempat ibadah, sekolah maupun tempat lapang.
“Sore tadi, tinggi muka air mencapai sekitar 200 cm di Kawasan terdampak. Tim gabungan dari BPBD DKI Jakarta, Basarnas, TNI dan Polri melakukan evakuasi warga. Sedangkan kerugian material, BPBD masih melakukan pendataan di lapangan,” jelas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, di Jakarta, Sabtu (20/2/2021).
Terkait dengan upaya penanganan banjir, ujar dia, Pemerintah Daerah DKI Jakarta, khususnya di Kelurahan Cipingan Melayu, telah memberikan peringatan dini kepada warga setempat mengenai potensi cuaca ekstrem pada 18 – 19 Februari 2021. Peringatan tersebut bersumber dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Dalam penanganan darurat, kata Raditya, pemerintah setempat telah mendistribusikan bantuan logistik dan penyelamatan serta evakuasi warga terdampak. BPBD DKI Jakarta mendirikan pos lapangan di Universitas Borobudur dengan kekuatan 40 personel. Selain itu, tenda pengungsian telah didirikan dan penyiagaan perahu karet sejumlah 3 unit. Dinas PUPR membantu dengan pengoperasian mobil toilet.
Menyikapi pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, warga yang mengungsi di pos pengungsian Universitas Borobudur telah menjalani tes swab antigen.
TRC BNPB memberikan bantuan masker kain sebanyak 2.000 buah kepada BPBD untuk mendukung protokol kesehatan di masa pandemi. Tim juga meninjau titik-titik pengungsian dan melakukan kaji cepat terhadap dukungan yang sewaktu-waktu dibutuhkan oleh pemerintah daerah setempat.
Sementara itu, berdasarkan laporan banjir pada PetaBencana.id dan BPBD DKI Jakarta hingga Sabtu malam (20/2/2021), dalam 24 jam terakhir telah terkumpul 349 laporan dari masyarakat dan 142 RW di Jakarta telah terdampak banjir. Platform ini juga mengalami kenaikan sebesar 2.000 persen dalam kurun waktu tersebut, Hal ini dikarenakan warga yang ingin memanfaatkan informasi banjir dalam menghindari bahaya dan mengambil keputusan darurat.
“Laporan banjir PetaBencana.id dikumpulkan dengan metode _crowdsourcing_ yang memanfaatkan informasi masyarakat melalui kanal media sosial, seperti Facebook, Telegram, dan Twitter, dan aplikasi lokal Qlue dan PasangMata.com,” jelas Raditya.
Menurutnya, selain memanfaatkan laporan dari media sosial warga yang langsung ditampilkan dalam web secara real-time, platform ini juga terhubung dengan laporan resmi yang diinput oleh instansi pemerintah, dalam hal ini BPBD DKI Jakarta.
Discussion about this post