JAKARTA, KabarSDGs — Pemerintah mengerahkan lembaga penelitian dan pengembangan untuk mengantisipasi kemunculan strain virus baru Covid-19 dan melakukan lebih banyak pemetaan dan surveilans terhadap genome virus Sars Cov-2, termasuk pengembangan vaksin dan antivirus hingga penguatan surveilans virologi.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam siaran pers yang diterima KabarSDGs, Jumat (1/1/2021) menyebutkan akan melibatkan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, dan 10 lembaga biologi molekuler lainnya untuk melakukan pemetaan dan surveilans terhadap genome virus Sars Cov-2.
“Pemerintah berkomitmen melakukan penguatan surveilans virologi agar dapat memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan menggunakan metode Whole Genome Sequencing (WGS) terhadap sampel klinis dari berbagai daerah. Ini penting untuk memetakan sebaran jenis virus yang tersebar di Indonesia,” jelasnya.
Wiku menyebut ini bermanfaat dalam mendeteksi potensi strain virus baru yang dapat berpengaruh dalam mekanisme penanganan Covid-19 yang sedang berjalan. Selain itu, kegiatan tersebut juga sebagai upaya mengedukasi masyarakat tentang cara kerja surveilans virologi.
“Yaitu, genome atau materi genetika dari suatu organisme seperti virus, bakteri atau seorang manusia yang terdiri dari DNA. Untuk DNA ini, antar sesama organisme misalnya pada sesama virus Sars Cov-2, struktur DNA-nya bisa berubah atau berbeda. Sehingga dapat mempengaruhi kemampuan menginfeksinya,” jelas Wiku.
Para ilmuwan di laboratorium menggunakan prosedur whole genome sequencing (WGS) adalah suatu upaya untuk melihat urutan kode genetika. Pada umumnya terdapat 4 tahapan dalam proses WGS khususnya untuk mengidentifikasi virus Covid-19.
Pertama, yaitu DNA sharing atau pemotongan DNA. Yang mana dilakukan pemotongan molekuler pada DNA virus menjadi bagian-bagian yang lebih kecil lagi agar dapat dibaca oleh mesin pengurutan DNA.
Kedua, katanya, DNA barcoding atau pengkodean DNA. Yaitu pemberian kode atau tag, atau bisa disebut juga memberi barcode. Untuk mempermudah mengidentifikasi DNA virus.
Ketiga, whole genome sequencing yaitu proses memasukkan DNA dari beberapa samp virus ke dalam alat yang disebut whole genome squencer . Alat ini akan menggunakan barcode untuk melacak asal kepemilikan DNA tersebut.
Keempat, analisis data yaitu proses untuk membandingkan urutan DNA virus dan mengidentifikasi perbedaannya. Karena banyaknya perbedaan ini dapat memberi informasi bagaimana tingkat kedekatan _strain_ virus dan kemungkinan memiliki kekuatan untuk menimbulkan gejala yang smaa pada manusia.
“Whole genome sequencing pada prinsipnya untuk memahami distribusi dan pola penyebaran virus dan memberi informasi mengenai karakteristik dari masing-masing isolat di tiap daerah, yang tentunya bermanfaat untuk penanggulangan dan pencegahan,” jelas Wiku.
Discussion about this post