• HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
3 February 2023
No Result
View All Result
Kabar SDGs
Advertisement
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI
No Result
View All Result
Kabar SDGs
No Result
View All Result
Home SUSTAINABILITY PENDIDIKAN & IPTEK

Pembangkit Listrik dari Luar Angkasa

by Editor
29 December 2020
Pembangkit Listrik dari Luar Angkasa

Pembangkit listrik yang dirancang dari luar angkasa. Foto: bbc.com

19
SHARES
120
VIEWS
Bagikan di FacebookWhatsapp

JAKARTA, KabarSDGs — Pembangkit listrik berbasis di ruang angkasa telah berubah dari sebuah khayalan menjadi prospek yang serius. Para ilmuwan berharap mereka dapat segera mengembangkannya.

Kedengarannya seperti fiksi ilmiah: pembangkit listrik tenaga surya raksasa yang memancarkan energi dalam jumlah besar ke Bumi.

BACA JUGA

Menkes: Vaksinasi Vaksin Covid-19 Tahap Pertama Januari-April

Indonesia Akan Dapatkan Tambahan Dosis Vaksin Covid-19 dari Sinovac dan GAVI

27 April 2021
Menkes: Vaksinasi Vaksin Covid-19 Tahap Pertama Januari-April

BPOM Terbitkan EUA Vaksin Lansia

10 February 2021

Pemerintah Anggarkan Pengadaan Vaksin Rp 73 Triliun

24 December 2020

Untuk waktu yang lama, konsep itu – yang pertama kali dikembangkan oleh ilmuwan Rusia, Konstantin Tsiolkovsky, pada 1920-an menjadi inspirasi bagi para penulis.

Namun, satu abad kemudian, para ilmuwan membuat langkah besar untuk mengubah konsep tersebut menjadi kenyataan. Badan Antariksa Eropa, seperti dilansir bbc.com, Senin (2812/2020) telah melihat potensi itu dan sekarang mencari cara untuk mendanai proyek-proyek tersebut.

Mereka memprediksi sumber daya pertama yang akan kita dapatkan dari luar angkasa adalah “energi yang dipancarkan”.

Namun perubahan iklim adalah tantangan terbesar saat ini, jadi ada banyak hal yang dipertaruhkan. Dari kenaikan suhu global hingga pola cuaca yang bergeser, dampak perubahan iklim sudah dirasakan di seluruh dunia.

Mengatasi tantangan ini akan membutuhkan perubahan radikal dalam cara kita menghasilkan dan mengonsumsi energi.

Teknologi energi terbarukan telah berkembang secara drastis dalam beberapa tahun terakhir, dengan peningkatan dari segi efisiensi. Namun sumber-sumber itu tidak menghasilkan energi secara konstan.

Penghasil listrik tenaga angin dan matahari hanya menghasilkan energi saat angin bertiup atau matahari bersinar, sementara kita membutuhkan listrik sepanjang waktu, setiap hari.

Pada akhirnya, kita membutuhkan cara untuk menyimpan energi dalam skala besar sebelum kita dapat beralih ke sumber terbarukan.

 

Manfaat ruang angakasa

Cara yang mungkin untuk menyiasatinya adalah dengan menghasilkan energi dari matahari di luar angkasa. Ada banyak keuntungan dari cara ini.

Pembangkit listrik tenaga surya berbasis ruang angkasa dapat mengorbit Matahari 24 jam sehari.

Atmosfer bumi juga menyerap dan memantulkan sebagian cahaya matahari, sehingga sel surya di atas atmosfer akan menerima lebih banyak sinar matahari dan menghasilkan lebih banyak energi.

Tetapi salah satu tantangan utama yang harus diatasi adalah bagaimana merakit, meluncurkan, dan mengoperasikan struktur besar seperti itu.

Satu pembangkit listrik tenaga surya mungkin harus dibuat dengan luas 10 km persegi atau setara dengan 1.400 lapangan sepak bola.

Pembangkit listrik tenaga surya berbasis ruang angkasa dapat mengorbit Matahari 24 jam sehari. Foto: bbc.com

Menggunakan bahan ringan juga penting, karena biaya terbesar adalah saat peluncuran stasiun ke luar angkasa dengan roket.

Salah satu solusi yang diusulkan adalah mengembangkan ribuan satelit yang lebih kecil yang akan disatukan dan dikonfigurasi untuk membentuk satu generator surya besar.

Pada 2017, para peneliti di California Institute of Technology membuat desain untuk pembangkit listrik modular, yang terdiri dari ribuan panel surya yang sangat ringan.

Mereka juga mendemonstrasikan prototipe panel dengan berat 280g per meter persegi, mirip dengan berat kartu.

Baru-baru ini, perkembangan manufaktur, seperti pencetak 3D, juga sedang diselidiki potensinya untuk digunakan ruang angkasa.

Di Universitas Liverpool, kami sedang mengeksplorasi teknik manufaktur baru untuk mencetak sel surya yang sangat ringan ke layar surya.

Layar surya adalah membran yang dapat dilipat, ringan, dan sangat reflektif yang mampu memanfaatkan efek tekanan radiasi Matahari untuk mendorong pesawat ruang angkasa tanpa bahan bakar.

Energi matahari sudah digunakan untuk menggerakkan pesawat ruang angkasa, tetapi memancarkan energi itu kembali untuk
digunakan di Bumi akan menjadi tantangan baru. Foto: bbc.com

Kami sedang mengeksplorasi cara menyematkan sel surya pada struktur layar untuk membuat pembangkit listrik besar dan bebas bahan bakar.

Metode ini memungkinkan kita untuk membangun pembangkit listrik di luar angkasa.

Memang, suatu hari nanti dimungkinkan untuk membuat dan meluncurkan unit di luar angkasa dari Stasiun Luar Angkasa Internasional atau stasiun ruang penelitian di orbit Bulan (lunar gateway station).

Perangkat semacam itu dapat membantu memberikan daya di Bulan. Kemungkinan tidak berakhir di sana.

Sementara saat ini kita bergantung pada bahan dari Bumi untuk membangun pembangkit listrik, para ilmuwan juga mempertimbangkan untuk menggunakan sumber daya dari luar angkasa untuk pengembangan, seperti bahan-bahan yang ditemukan di Bulan. Tapi salah satu tantangan utama ke depan adalah mentransmisikan daya kembali ke Bumi.

Rencananya adalah mengubah listrik dari sel surya menjadi gelombang energi dan menggunakan medan elektromagnetik untuk mentransfernya ke antena di permukaan bumi. Antena kemudian akan mengubah gelombang kembali menjadi listrik.

Para peneliti yang dipimpin oleh Badan Eksplorasi Dirgantara Jepang telah mengembangkan desain dan mendemonstrasikan sistem pengorbit yang ditujukan untuk melakukannya.

Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bidang ini, tetapi diharapkan pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa akan menjadi kenyataan dalam beberapa dekade mendatang.

Para peneliti di China telah merancang sebuah sistem yang disebut Omega, yang mereka targetkan untuk beroperasi pada tahun 2050.

Sistem ini dirancang untuk mampu memasok daya sebesar 2GW ke Bumi, yang merupakan daya yang sangat besar. Untuk menghasilkan tenaga sebesar itu dengan panel surya di Bumi, Anda membutuhkan lebih dari enam juta panel surya.

Satelit tenaga surya yang lebih kecil, seperti yang dirancang untuk menggerakkan wahana penjelajah bulan, bisa beroperasi lebih cepat.

Di seluruh dunia, komunitas ilmiah berkomitmen untuk mengembangkan pembangkit listrik tenaga surya di luar angkasa.

 

Share8SendTweet5
Previous Post

Sediakan WIM, Jasa Marga Siap Zero Odol

Next Post

Presiden: Dana Bansos Rp 110 Triliun Disalurkan Januari

Next Post
Presiden: Dana Bansos Rp 110 Triliun Disalurkan Januari

Presiden: Dana Bansos Rp 110 Triliun Disalurkan Januari

Antisipasi Penyelewengan Bansos, Mensos Siapkan Mekanisme Baru

Antisipasi Penyelewengan Bansos, Mensos Siapkan Mekanisme Baru

Discussion about this post

NEWS UPDATE

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

Presiden Jokowi Resmikan Revitalisasi Pasar Sukawati di Bali, Ini Harapannya

1 February 2023
Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

Pemerintah Targetkan 4000 Desa Wisata Daftar ADWI 2023

31 January 2023
Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

27 January 2023
4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

4 Langkah Pemerintah yang Dianggap Sukses Hadapi Pandemi Covid-19

27 January 2023
Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

Melalui HP Street Code, HP Indonesia Berikan Keterampilan Masa Depan

26 January 2023

POPULAR

  • Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

    Banjir dan Longsor Melanda Kota Manado, 1 Orang Meninggal Dunia

    18 shares
    Share 7 Tweet 5
  • Ini Perbedaan Wisata Religi dan Wisata Halal

    53 shares
    Share 21 Tweet 13
  • 4.790 Seniman Ramaikan Pekan Kebudayaan Nasional 2020

    60 shares
    Share 24 Tweet 15
  • Kerajinan Cantik dari Kayu Pinus

    204 shares
    Share 82 Tweet 51
  • Kemensos dan BI Adakan Pilot Project Pengentasan Kemiskinan Ekstrem di Malang Raya

    23 shares
    Share 9 Tweet 6

NEWS CHANNELS

  • AKADEMIKA
  • CSR
  • EKONOMI
  • GALERI
  • HOT NEWS
  • INTERVIEW
  • KESEHATAN
  • KESRA
  • LINGKUNGAN
  • OPINION
  • PENDIDIKAN & IPTEK
  • SUSTAINABILITY
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • UKM CORNER

INFORMATION

  • About Us
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber
  • Contact

CONTACT

Hubungi redaksi melalui email di bawah ini:

redaksi@kabarsdgs.com

 

No Result
View All Result
  • HOME
  • SUSTAINABILITY
  • CSR
  • UKM CORNER
  • AKADEMIKA
  • TRAVEL & LIFESTYLE
  • INTERVIEW
  • OPINION
  • GALERI

© 2020 Kabar SDGS - Hak cipta dilindungi oleh undang - undang.