JAKARTA, KabarSDGs – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan potensi air di Indonesia cukup tinggi, yaitu 2,7 triliun kubik per tahun, namun sayangnya tidak merata dalam dimensi waktu dan ruang.
“Dengan potensi tersebut, keberadaannya tidak merata dalam dimensi ruang dan waktu, sehingga kita membutuhkan tampungan-tampungan air baru,” kata Basuki dikutip KabarSDGs dari laman Sekretariat Negara, Senin (28/12/2020).
Basuki menuturkan, dari total 2,7 triliun meter kubik air, yang bisa dimanfaatkan hanya 691 miliar meter kubik per tahun, dengan rincian sekitar 222 miliar meter kubik dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti kebutuhan rumah tangga, peternakan, perikanan dan irigasi.
Agar potensi air tersebut dapat dimanfaatkan dengan maksimal, dalam kurun waktu 2015-2019 Kementerian PUPR telah merampungkan 15 bendungan dengan volume tampung 1.106,04 juta meter kubik untuk dimanfaatkan sebagai irigasi pertanian seluas 109.790 hektare.
Di samping itu juga penyediaan air baku 6,28 meter kubik per detik, reduksi banjir sebesar 1.859,89 meter kubik per detik, energi sebesar 113,42 megawatt dan potensi pariwisata yang akan menumbuhkan ekonomi lokal.
Adapun ke-15 bendungan itu tersebar di sejumlah provinsi di antaranya Bendungan Rajui dan Payaseunara di Aceh, Jatigede di Jawa Barat, Titab di Bali, Bajulmati dan Nipah di Jawa Timur, lalu Bendungan Teritip di Kalimantan Timur, Raknamo dan Rotiklot di NTT, Tanju dan Mila di NTB, Logung dan Gondang di Jawa Tengah, Sei Gong di Kepulauan Riau, serta Bendungan Sindang Heula di Banten.
Namun, pada 2020 ini Kementerian PUPR lewat Direktorat Jenderal Sumber Daya Air pada 2020 telah merampungkan tiga bendungan baru, sehingga totalnya menjadi 18 bendungan. Ketiga bendungan itu adalah adalah Bendungan Napun Gete di Nusa Tenggara Timur, Tukul di Jawa Timur, dan Tapin di Kalimantan Selatan. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post