JAKARTA, KabarSDGs – Deputi Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Rifai menyebutkan, pemulihan ekonomi suatu wilayah terdampak bencana dapat dilakukan dengan memberikan ruang gerak bagi para tokoh akademisi maupun komunitas.
“Yaitu memberikan ruang gerak yang leluasa kepada komunitas, khususnya universitas, yang sangat paham,” kata Rifai dalam video seminar daring, Selasa (15/12/2020).
Rifai menuturkan, dalam pelibatan sejumlah universitas yang berada di daerah rawan bencana seperti Universitas Negeri Hasanuddin, Sulawesi Selatan, dan Universitas Negeri Mataram, Nusa Tenggara Barat dan Institut Pertanian Bogor (IPB), Jawa Barat, setidaknya didapatkan sejumlah pendekatan diantaranya pendekatan berbasis komunitas, pendekatan adat budaya, partisipasi kolaboratif, dan basis komunitas.
“Nah ini tentu menjadi bagian yang sangat strategis, untuk memulihkan ekonomi suatu wilayah terdampak bencana,” jelasnya.
Hal yang serupa juga disampaikan Kepala BNPB Doni Monardo, menurutnya kolaborasi dari seluruh pihak menjadi penting dalam memulihkan kehidupan masyarakat yang terdampak bencana.
“Dan ini lah kita semua menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Kolaborasi pentahelix agar selalu memberikan pesan-pesan positif kepada masyarakat (yang terdampak bencana) agar segera pulih kembali,” ujarnya.
Di samping itu, Doni mengatakan tidak semua masyarakat yang terdampak bencana memiliki kebutuhan yang sama. Oleh sebabnya, dengan pelibatan sejumlah universitas dapat merumuskan kebijakan yang tepat sasaran.
“Mari kita bekerja sama, bukan hanya pada fase rehabilitasi dan rekonstruksi tetapi yang paling penting adalah bagaimana fase pencegahan dan bagaimana kita membantu menyelamatkan jiwa-jiwa manusia,” ujarnya. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post