JAKARTA, KabarSDGs – United Nations Children’s Fund (UNICEF) menyebut, ketersediaan air bersih dan sanitasi yang layak di dunia semakin mengkhawatirkan. Diperkirakan target keenam dari Sustainable Development Goals (SDGs) ini berpotensi tidak tercapai pada 2040.
Water, Sanitation and Hygiene Specialist UNICEF Indonesia Preeta Prabhkaran mengungkapkan, berdasarkan data statistik global, sekitar 1 miliar lebih penduduk dunia belum mampu mengakses air bersih dan sanitasi yang layak hingga saat ini.
“Jika kita melihat kemajuan SDGs ke-6 ini, pencapaian ternyata sangat lambat. Jika hal ini terus berjalan selambat ini, mayoritas negara di dunia tidak akan berhasil mencapai sanitasi dan kebersihan yang sesuai target yang diinginkan,” jelas Preeta lewat video konferensi pers, Senin (23/11/2020).
Preeta menjelaskan, terdapat sejumlah tantangan yang dihadapi, di antaranya peningkatan kebutuhan air bersih untuk industri pertanian, serta penggunaan domestik karena peningkatan populasi penduduk dunia.
Peningkatan kebutuhan ini, kata Prita, tidak dibarengi dengan peningkatan jumlah sumber air, yang terjadinya mala sebaliknya.
“Penggunaan air meningkat, membuat sumber air banyak berkurang dan akhirnya banyak masyarakat yang tidak bisa mengakses air bersih,” jelas Preeta.
Karena hal tersebut membuat sumber air banyak terkontaminasi polusi, serta mendorong terjadi kehancuran ekosistem.
“Jadi perubahan iklim tidak hanya mempengaruhi kualitas alam namun juga kualitas dari air yang ada,” ujar Preeta.
Sebagai solusinya, negara-negara di dunia harus memperbaiki tata kelolanya, dengan berkoordinasi bersama semua lembaga terkait, lewat pendekatan yang terintegrasi untuk pengelolaan sumber daya air. Kedua meningkatkan jumlah pendanaan penyediaannya. Selain itu, komitmen politik juga harus diperkuat, untuk mengatasi korupsi air yang terjadi.
“Ini sangat penting untuk melindungi kesehatan masyarakat dan lingkungan,” kata Preeta.
Discussion about this post