JAKARTA, KabarSDGs – Minimnya pengetahuan perusahaan tentang Sustainability Development Goals (SDGs ) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan menjadi kendala program jangka panjang ini diterapkan.
“Banyak perusahaan yang menganggap, dengan menerapkan CSR (Corporate Social Responsibility) secara otomatis mereka telah mengimplementasikan SDGs,” jelas Presiden of Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) Shinta W Kamdani di Jakarta, Senin (23/11/2020).
Diakuinya, kendala utamanya lebih pada pengetahuan itu sendiri. Banyak yang mengaitkan SDGs itu dengan CSR. Jadi menurut mereka kalau sudah melakukan CSR, itu dengan sendiri sudah melakukan SDGs,” katanya.
Menurutnya, pengetahuan itu yang harus diubah, SDGs tidak terbatas terhadap penerapan CSR. Perusahaan harus memiliki pengetahuan, bagaimana Tujuan Pembangunan Berkelanjutan diterapkan korporasi.
“Karenanya, kami mengarus utamakan How to Be – nya. Ini bagaimana kita bisa lebih banyak untuk mengedukasi,” jelas Shinta.
Selain pengetahuan, jelas Shinta, regulasi dari pemerintah turut menghambat perusahaan. Sebut saja energi terbarukan, salah satu bagian dari SDGs, hingga kini masih sulit diimplementasikan.
“Selagi masih ada subsidies fossil fuels memang tidak mudah untuk mengimplementasikan energi terbarukan di Indonesia,“ jelas Shinta.
Pengetahuan masyarakat tentang SDGs juga harus diperkuat. Jangan sampai saat perusahaan akan melaksanakannya, terjadi penolakan. Sebab, sinergi dari masyarakat dan korporasi menjadi kunci utama berjalannya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Di samping itu, terkait manfaat SDGs bagi perusahaan ada sejumlah keuntungan yang diperoleh di antaranya peningkatan pendapatan, penurunan biaya, penurunan risiko dan peningkatan brand value (nilai merek).
“Apalagi saat ini masyarakat Indonesia mulai tanggap dengan perusahaan yang mendukung SDGs, tentu ini memberikan keuntungan kepada perusahaan,” ujar Shinta. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post