JAKARTA, KabarSDGs – Pemerintah lewat Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia semakin baik. Hal ini menyusul angka pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2020.
“Indonesia telah berhasil melewati titik terendah (rock bottom) dalam perekonomiannya,” kata Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto lewat keterangan resminya, Kamis (5/11/2020).
Berdasarkan data yang disampaikan, pada triwulan III ini terkontraksi -3,49 persen, membaik dibanding triwulan II 2020, yakni -5,32 persen.
Secara quarter to quarter (qtq) atau dibandingkan kondisi triwulan sebelumnya, ekonomi Indonesia juga tumbuh tinggi di angka 5,05%. Kondisi tersebut sejalan dengan perbaikan ekonomi global yang mulai terlihat di triwulan III-2020.
Airlangga mengklaim, perbaikan kondisi perekonomian Tanah Air tidak lepas dari berbagai kebijakan pemerintah yang dilakukan secara intensif dalam upaya Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PC-PEN). Intervensi dalam penanganan kesehatan juga disebut berkontribusi mendorong kepercayaan masyarakat untuk kembali menggerakkan roda perekonomian.
Perbaikan ekonomi Indonesia dari sisi permintaan (demand) didukung oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah sebesar 9,76% (yoy). Hal ini menggambarkan upaya pemerintah dalam menstimulasi perekonomian melalui program-program PEN.
Perbaikan juga terlihat pada sisi penawaran (supply). Terdapat sektor yang melejit tinggi setelah pada triwulan sebelumnya tumbuh minus, yaitu: sektor transportasi dan pergudangan tumbuh 24,28% dari -29,18% di triwulan sebelumnya, sektor akomodasi dan makanan minuman tumbuh 14,79% dibandingkan triwulan sebelumnya di posisi -22,21%, industri pengolahan tumbuh 5,25% dari posisi -6,29%, dan sektor perdagangan yang tumbuh 5,68% dari posisi -6,71% di triwulan sebelumnya.
Kemudian, indikasi perbaikan juga terlihat pada sejumlah indikator ekonomi seperti Purchasing Managers Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), indeks penjualan ritel, dan surplus neraca perdagangan.
Indikasi pemulihan ekonomi ini juga terlihat dari pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga menurut pengeluaran, yang juga menunjukkan perbaikan jika dibandingkan dengan triwulan kedua. Konsumsi Rumah Tangga tercatat tumbuh 4,70% dari posisi -6,53% pada triwulan kedua, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh 8,45% dari -9,71% di triwulan sebelumnya, dan Belanja Pemerintah tercatat naik 16,93%.
Secara spasial, lanjutnya, kinerja pertumbuhan ekonomi daerah masih sangat dipengaruhi oleh faktor kesehatan yang menyebabkan pembatasan fisik dan sosial, serta aktivitas pariwisata. Namun demikian, pertumbuhan ekonomi daerah pada triwulan ketiga, dibandingkan dengan triwulan kedua menunjukkan angka positif untuk seluruh provinsi.
Seperti DKI Jakarta yang tumbuh 8,38% dan berkontribusi pada PDB nasional sebesar 17,66%. Provinsi Jawa Timur tumbuh 5,89% dengan kontribusi sebesar 14,73%, Sulawesi Selatan tumbuh 8,18% dan berkontribusi 3,33%, serta Sumatera Utara yang mengalami pertumbuhan sebesar 3,13% dengan kontribusi 5,13%. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post