JAKARTA, KabarSDGs – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan dari 4.442 gigawatt potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) milik Indonesia, hanya 10,4 gigawatt atau 2,4% yang baru bisa digunakan.
“Tantangan besar bagi Indonesia untuk bisa mewujudkan 23% bauran EBT dalam energi nasional. Namun, Indonesia tidak kekurangan potensi. Dari 4.442 gigawatt potensi EBT baru digunakan 10,4 gigawatt atau 2,4%,” kata Sri Mulyani dikutip dari laman Kementerian Keuangan, Selasa (3/11/2020).
Guna memaksimalkannya, Kementerian Keuangan berkomitmen mendukung PT PLN dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk dapat memanfaatkan potensi tersebut.
Komitmen itu diimplementasikan lewat sejumlah kebijakan seperti memberikan insentif berupa fasilitas perpajakan tax allowance dan tax holiday, insentif biaya pelabuhan, pembebasan pajak bumi dan bangunan.
“Pada transfer dana ke daerah, kami juga memberikan Dana Alokasi Khusus yang dirancang untuk mendorong Pemerintah Daerah mengembangkan infrastruktur EBT terutama pembangkit listrik tenaga surya, biogas dan panas bumi,” jelas Sri Mulyani.
Di samping itu, Kementerian Keuangan juga memberikan suntikan modal atau Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada PT PLN. Sri Mulyani meminta perusahaan listrik milik negara ini berkomitmen memanfaatkan tambahan dana tersebut.
“Sehingga uang yang dikeluarkan pemerintah menjadi strategis untuk masa depan,” katanya. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post