JAKARTA, KabarSDGs — Presiden Joko Widodo meminta angka inflasi Indonesia tidak jatuh terlalu rendah. Untuk itu, pengendaliannya tidak hanya fokus terhadap harga atau daya beli masyarakat.
“Kita dituntut mempertahankan tingkat inflasi agar tidak terlalu rendah. Inflasi harus dijaga pada titik keseimbangan agar stimulus untuk produsen tetap berproduksi,” kata Jokowi lewat video konperensi pers, Kamis (22/10/2020).
Menurut presiden, untuk mencegahnya semakin memburuk, pengendalian juga harus terfokus terhadap daya beli masyarakat. Selain itu, para produsen dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) pangan harus bergerak.
Sejauh ini untuk mengendalikan hal itu, pemerintah pusat telah menyalurkan sejumlah program bantun di antaranya, Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Sosial Tunai, BLT Dana Desa, Kartu Prakerja, Subsidi Gaji, dan Bansos Produktif untuk Bantuan Modal UMKM.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan inflasi di Tanah Air hingga akhir 2020 berada di bawa 2 persen.
“Atau dibawah sasaran 3 persen plus minus 1 persen,” kata Perry.
Oleh karenanya, ada sejumlah hal yang harus perlu diwaspadai, salah satunya meningkatnya jumlah permintaan domestik.
Sebagai solusi, kata Perry, sinergi kuat antara pemerintah pusat-daerah serta BI harus terus diperkuat untuk menjaga inflasi di rentang sasaran yang telah kita capai sejak 2015. YAUMAL HUTASUHUT
Discussion about this post