JAKARTA, KabarSDGs — Warga Kabupaten Kepulauan Mentawai merasakan guncangan kuat gempa dengan magnitudo 5,8. Hingga kini tidak ada laporan kerusakan maupun korban jiwa akibat gempa yang terjadi pada sore tadi, Senin (19/10), pukul 14.31 WIB. Sedangkan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, masyarakat merasakan guncangan kuat 3 hingga 4 detik. Masyarakat di sana sempat panik dan keluar rumah.
“Warga dari beberapa desa melaporkan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Mentawai guncangan kuat saat gempa terjadi. Informasi dari warga Desa Sinaka dan Malakopak di Kecamatan Pagai Selatan serta Desa Taikako di Kecamatan Sikakap, gempa dirasakan kuat oleh warga. Mereka melaporkan situasi kondusif meskipun warga merasakan gempa yang magnitudonya di atas M5,0 itu,” kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, di Jakarta, Senin (19/10/2020).
Menurut dia, BPBD setempat segera berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa untuk mendapatkan informasi terkini pascagempa. Pihaknya juga mengimbau masyarakat yang berada di bibir pantai untuk menjauhinya dan melakukan evakuasi mandiri ke tempat aman.
Raditya menyatakan, BPBD Kabupaten Mukomuko juga melakukah hal serupa yakni berkoordinasi dengan pihak kecamatan dan desa. Kepala Pusat Pengendali Operasi BPBD Kabupaten Mukomuko Hitatun Razak melaporkan bahwa pihaknya mengimbau masyarakat dan komunitas nelayan yang berada di bibir pantai agar menjauhi pantai dan melakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman.
BMKG merilis informasi dua gempa tektonik dengan magnitudo di atas M5,0 yang terjadi berselang 16 menit di wilayah Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, ini. Gempa kedua terjadi pada 14.47 WIB dengan kekuatan M5,7.
Episenter berlokasi di laut pada jarak sekitar 33 km arah barat daya Pulau Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat, pada kedalaman 13 km dan 17 km.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menyampaikan, melalui analisis lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai.
“Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi ini memiliki mekanisme pergerakan naik atau _thrust fault_,” ujar Triyono melalui pesan digital, Senin (19/10).
Di samping itu, kata Triyono, BMKG merilis analisis berdasarkan skala intensitas guncangan yang diukur dengan satuan MMI, bahwa kedua gempa bumi ini dirasakan di daerah Padang, Painan, Mentawai, Mukomuko II-III MMI, Kota Bengkulu, Kepahiang, Bengkulu Utara I-II MMI. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.
“BMKG memonitor gempa yang telah terjadi sebanyak 9 kali dengan magnitudo di atas M5,0 di Pagai Selatan hingga hari ini (19/10), pukul 14.47 WIB,” katanya.
Di samping itu, kata Raditya. Pusat Pengendali Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memantau dan melakukan koordinasi dengan BPBD yang warganya merasakan guncangan gempa.
Berdasarkan analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki potensi bahaya gempa bumi dan tsunami dengan kategori sedang hingga tinggi. Terdapat 10 kecamatan di kabupaten ini yang berada pada bahaya gempa bumi dan tsunami.
Discussion about this post