JAKARTA, KabarSDGs — Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat lebih dari 2.000 bencana hidrometeorologi terjadi sejak awal Januari hingga akhir September 2020. Ancaman bencana hidrometeorologi, seperti banjir, angin puting beliung, dan tanah longsor, masih dominan terjadi di wilayah nusantara hingga akhir tahun ini.
Data BNPB dari 1 Januari hingga 29 September 2020 mencatat 99 persen bencana hidrometeorologi. Jumlah kejadian tertinggi yakni banjir sebanyak 791 kali dan disusul kejadian bencana lainnya, antara lain puting beliung 573 kali, tanah longsor 387, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) 314, gelombang pasang atau abrasi 26, kekeringan 22, gempa bumi 13 dan erupsi gunung api 5. Total jumlah bencana alam sebanyak 2.131 kejadian.
“Sejumlah kejadian tersebut berdampak pada kerugian, baik korban jiwa dan harta benda. BNPB mencatat 322 orang meninggal dan hilang, 454 mengalami luka-luka dan 4.481.641 mengungsi yang terdampak akibat bencana yang terjadi,” jelas Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, di Jakarta, Rabu (30/9/2020).
Sedangkan kerusakan infrastruktur, lanjutnya, bencana berdampak pada kerusakan di sektor pemukiman 31.749 unit rumah, 627 fasilitas pendidikan, 653 fasilitas peribadatan, dan 128 fasilitas kesehatan mengalami kerusakan akibat bencana alam.
Dia menyebut, jumlah kejadian hingga bulan kesembilan ini turun dibandingkan pada periode waktu yang sama pada 2019 lalu. Data yang tercatat pada pada tahun ini turun sekitar 25,1 persen dibandingkan pada tahun lalu. Persentase penurunan juga terjadi pada jumlah korban meninggal dan hilang, luka-luka, menderita dan mengungsi serta rumah rusak.
“Selama September 2020, sebanyak 196 bencana terjadi dan mengakibatkan 26 jiwa meninggal dunia. Dari jumlah kejadian, bencana yang paling sering terjadi antara lain di wilayah Provinsi Jawa Timur 49 kali, Jawa Barat 43, Kalimantan Barat 14, Sumatera Utara 10, dan Sumatera Barat 10,” jelas dia.
Sedangkan korban meninggal sepanjang September 2020, ujarnya, jumlah korban diakibatkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang dan angin puting beliung. Dari total 26 korban meninggal, 1 orang masih dinyatakan hilang.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan fenomena cuaca yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi hingga akhir tahun.
Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Supari menginformasikan prakiraan awal musim hujan di Oktober terjadi di beberapa wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara, dan Nusa Tenggara Barat.
Prakiraan tersebut untuk wilayah Sumatera, seperti di pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka dan Lampung. Wilayah Jawa diprakirakan terjadi di Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, sebagian kecil Jawa Timur. Sedangkan di wilayah Kalimantan, potensi hujan di sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara.
Discussion about this post