JAKARTA, KabarSDGs – Panen padi organik yang dihasilkan dari dua kelompok tani binaan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) mengalami peningkatan. Padi organik yang dipanen terdiri dari dua varietas yakni, varietas Sintanur dan Mekonga.
“Meskipun panen raya dilangsungkan dalam kondisi pandemi, Alhamdulillah para petani tetap memperoleh hasil yang cukup memuaskan bahkan meningkat dari panen sebelumnya,” kata Kepala Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Mustahik (LPEM) Baznas Deden Kuswanda melalui keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa (22/9).
Deden mengatakan, dua kelompok tani binaan Baznas yakni Kelompok Tani Sari Alam dan Kelompok Tani Riung Gunung melaksanakan panen raya di Desa Cibatu, kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Sebanyak 54 orang dari kedua kelompok melaksanakan panen padi organik di lahan seluas total 19,3 hektar.
Panen raya kali ini, kata Deden, merupakan hasil panen padi organik yang diperoleh para petani sebanyak 109,38 ton Gabah Kering Panen (GKP). Hasil panen ini terhitung meningkat sebesar 39,03 persen jika dibandingkan masa tanam sebelumnya.
“Dengan adanya intervensi dari Baznas melalui aplikasi teknologi tepat guna dan pendampingan, harapannya panen padi yang dihasilkan dapat meningkat di setiap masa tanam,” ujar Deden.
Menurutnya, dari sebagian hasil panen ini akan dibeli oleh kelompok itu sendiri untuk dijadikan produk beras organik. Pembelian oleh kelompok bergantung pada kebutuhan dari masing-masing anggota dan kondisi kas kelompok.
“Gabah dibeli kelompok seharga Rp 6000/kg, harga ini lebih tinggi dibandingkan harga pasaran yang kisaran seharga Rp 3.800 hingga Rp 4.500/kg. Sehingga ada selisih margin keuntungan Rp 1.500 hingga Rp 2.000/kg dari gabah yang dijual ke kelompok,” ujarnya.
Setelah gabah dibeli kelompok, para anggota kelompok kemudian melakukan proses produksi dengan menggiling, dan mengolahnya hingga menjadi beras organik siap jual. Untuk pemasaran sendiri, beras akan dipasarkan secara perorangan maupun perusahaan yang membutuhkan.
Kepala Divisi Pendayagunaan Baznas Randi Swandaru mengatakan, masalah pangan menjadi sangat penting dalam situasi saat ini. Panen raya para petani diharapkan bisa berkontribusi memenuhi dan menjaga kebutuhan pangan masyarakat di masa pandemi. “Selain memberdayakan para mustahik, program lumbung pangan juga diharapkan memiliki dampak bagi masyarakat luas, utamanya pemenuhan kebutuhan pangan,” kata dia.
Pertanian Organik di kelompok tani binaan Baznas di Sukabumi telah dicanangkan dan berkomitmen untuk beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik sejak tahun 2018. Pertanian organik yang dijalankan ini sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas hasil panen dan meningkatkan pendapatan petani, karena harga beras organik memiliki harga jual yang lebih tinggi dari harga beras premium.
Padi Organik di Kelompok tani di Sukabumi ini juga telah memiliki sertifikat organik yang dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi Icert sehingga dipastikan terjaga kualitasnya sehingga memberikan kepercayaan kepada konsumen. “Semoga petani binaan Baznas bisa terus berperan aktif dan menjadi bagian dari menjaga ketahanan pangan di Indonesia saat kondisi krisis,” kata Randi.
Discussion about this post